Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pencegahan Stunting

Masalah Stunting di Tana Toraja, Masyarakat Diajak Lebih Berperan Aktif

Baru-baru ini Pemprov Sulsel kembali mengumumkan bahwa penanganan masalah stunting di Tana Toraja menurun.

Penulis: Tommy Paseru | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/TOMMY PASERU
Acara Penguatan pergerakan pemberdayaan masyarakat dalam intervensi pencegahan dan penurunan stunting di Lembang Marison, Kurra, Tana Toraja, Sabtu (7/11/2020) 

TRIBUNTORAJA.COM, MAKALE - Saat ini masalah stunting menjadi PR utama Pemerintah Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Apalagi, baru-baru ini Pemprov Sulsel kembali mengumumkan bahwa penanganan masalah stunting di Tana Toraja menurun.

Namun dalam mencegah masalah stunting ini, Pemkab Tana Toraja terus melakukan upaya dan berbagai cara.

Salah satunya dengan meminta semua dinas terkait untuk semakin menguatkan program masing-masing dalam mengintervensi faktor-faktor yang dapat menekan angka stunting khususnya ke daerah lokus.

Tujuannya, agar mewujudkan penguatan pergerakan pemberdayaan masyarakat dalam intervensi pencegahan dan penurunan stunting.

Selain itu, untuk merangsang inovasi penanganan stunting di tengah masyarakat.

Diketahui, upaya ini sebenarnya telah berjalan sejak lama.

Tahun ini, terdapat 15 Kelurahan dan Lembang (Desa) yang menjadi lokus masalah stunting.

Di antaranya Lembang Salu, Batu Tiakka, Bua Tarrung, Kayuosing, Butang, Miallo, Dewata, Pabuaran, Maroson, Tapparan Utara, Leppan, Pondingao, Paku, Pakala dan Kelurahan Lemo.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Tana Toraja Fajar Toding, Kamis (7/11/2020) mengatakan upaya dalam mencegah masalah stunting, selain pemerintah, peran aktif dari masyarakat sangat diharapkan.

Pasalnya, tanpa keterlibatan masyarakat penurunan dan pencegahan stunting ini tidak akan bisa terwujud.

"Seperti judul kita, pergerakan pemberdayaan masyarakat, jadi bukan hanya pemerintah yang bergerak namun masyarakat juga harus lebih aktif lagi sehingga terjadi keterpaduan program antara pemerintah dan masyarakat" tuturnya.

Dan lewat upaya ini, kata Fajar, pemerintah juga akan bekerja sama dengan para tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh wanita dan seluruh kader kesehatan yang ada di Kelurahan dan Lembang.

"Dengan intervensi spesifik dan sensitif oleh OPD terkait khususnya bagi keluarga 1000 HPK dan peran aktif masyarakat, pasti kita bisa menurunkan stunting bahkan mencegah munculnya stunting yang baru," ungkapnya.

Untuk diketahui, penguatan pemberdayaan masyarakat ini telah dilakukan disemua wilayah yang masuk dalam lokus masalah stunting.

Sebelumnya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dibuka oleh asisten Administrasi Umum beserta kepala Bappeda Tana Toraja.

Semua OPD terkait juga telah memaparkan program inovatif yang akan diterapkan ke depan di masing-masing wilayah lokus.(*)

Laporan Kontributor Tribuntoraja.com, @b_u_u_r_y

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved