Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

HI Unhas

Departemen HI Unhas Bahas Pemilihan Presiden Amerika Melalui Diskusi Virtual

FISIP Universitas Hasanuddin melalui Laboratorium HI menggelar Diskusi Interaktif dalam platform akademik bernama Nalar Volume #5.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Hasriyani Latif
Unhas
Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin melalui Laboratorium HI, menggelar Diskusi Interaktif dalam platform akademik bernama Nalar Volume #5, Rabu (4/11/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin melalui Laboratorium HI menggelar Diskusi Interaktif dalam platform akademik bernama Nalar Volume #5.

Acara dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Webinar dan ditayangkan secara langsung pada channel YouTube HI Unhas, Rabu (4/11/2020).

Nalar Volume #4 kali ini mengangkat tema “Dialog Pasca Pemilu Amerika Serikat 2020”.

Diskusi ini menghadirkan dua dosen HI Unhas sebagai pemantik, yaitu Pusparida Syahdan dan Muhammad Nasir Badu.

Dalam pengantarnya, Ketua Departemen HI Unhas, Darwis menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk respon Laboratorium HI Unhas dalam mengkaji isu-isu terkini.

“Kita menyiapkan platform yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, baik dosen, mahasiswa, maupun alumni dan mitra untuk berdiskusi membahas isu-isu terkini. Kebetulan sekarang sedang berlangsung pemilihan Presiden Amerika Serikat, maka kita mengangkat topik ini,” kata Darwis.

Dalam pengantar diskusinya, Pusparida Syahdan memaparkan isu-isu utama dalam sistem politik Amerika yang mempengaruhi preferensi pemilih pada setiap pemilihan umum.

“Kita dapat membedekan karakter pemilih Amerika dengan melihat data survei dan melihat kecenderungan pesan kampanye yang dibawa oleh masing-masing kandidat,” ujarnya.

Sementara Muhammad Nasir Badu menyebutkan bahwa Pemilu Amerika memang selalu ditunggu-tunggu, sebab secara aktual Amerika Serikat masih memiliki peran yang besar dalam hubungan internasional.

“Pemimpin Amerika terpilih nantinya akan menpengaruhi politik global, terutama dalam bidang ekonomi dan pertahanan. Selain itu, hal yang bisa kita pelajari adalah bagaimana politik dan demokrasi dapat berlangsung dalam suasana santun,” katanya.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat menggunakan sistem yang unik.

Pemilih akan menentukan pilihan terhadap electoral college yang berbeda-beda setiap negara bagian.

Electoral college inilah yang menjadi wakil negara bagian, dan memilih Presiden secara formal pada bulan Desember.

Akan tetapi, electoral vote atau E.V. (yaitu suara pemilih Electoral College) merupakan gambaran pasti dari Presiden terpilih.

Jumlah E.V. di seluruh Amerika Serikat adalah 538, dengan demikian, kandidat yang berhasil mencapai minimal 270 electoral college akan memenangkan pemilihan.

Diskusi interaktif Nalar Volume #5 Laboratorium HI Unhas ini diikuti oleh 174 peserta secara virtual melalui zoom dan 80 peserta melalui YouTube. (*)

Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved