Tribun Sinjai
Tembakau Mattirotasi Sinjai Borong Diminati Warga Bantaeng dan Jeneponto, Ini Rahasianya
Masyarakat di Mattirotasi mengungkap bahwa tembakau ini banyak diminati asal luar Sinjai karena dikelola secara tradisional.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sudirman
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI BORONG- Tembakau asal Dusun Mattirotasi, Desa Batubelerang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, diminati masyarakat perokok asal Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Jeneponto.
Masyarakat di Mattirotasi mengungkap bahwa tembakau ini banyak diminati asal luar Sinjai karena dikelola secara tradisional.
"Masyarakat perokok asal Jeneponto dan Bantaeng menyukai tembakau di sini," kata Ahmad salah seorang petani tembakau di daearah tersebut, Jumat (23/10/2020).
Diungkapkan bahwa masyarakat di daerah itu banyak datang membeli lalu dipasarkan di Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng.
Tembakau mereka banyak diminati karena dikemas secara tradisional dan tumbuh di kaki gunung Lompobattang dan Kaki Gunung Bawakaraeng.
Ahmad mengungkap, bahwa per potong bambu tembakau rata-rata dijual Rp 200 ribu dengan isi 40 iris, itu untuk jenis kualitas standar.
Sedang tembakau untuk kualitas terbaik Rp 500 ribu per potong bambu.
Mereka petani tembakau diuntungkan dengan harga rokok komersil jika naik harganya.
" Kalau harga rokok naik, banyak yang datang membeli tembakau di sini," kata Ahmad.
Ia mengaku bersyukur juga karena akses jalan di kampungnya sudah mulus.
Pedagang dari luar makin leluasa membeli hasil bumi warga untuk dijual ke kabupaten lain di luar Sinjai.
Di daerah itu terdapat hasil tembakau dan kopi robusta dan cengkih. (*)