Bincang Bola Virtual
PT LIB: Klub Lebih Rugi Jika Tak Ada Kompetisi
Corporate media dan public relation manajer PT LIB, Hanif Marjuni, menjelaskan bahwa sejauh ini lantaran tak adanya kompetisi
Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT Liga Indonesia Baru (LIB) masih terus mengupayakan menggulirkan kompetisi Liga 1 Indonesia 2020.
Tujuannya bukan hanya untuk kepentingan LIB semata, tetapi juga sebagai upaya menyelamatkan klub dari segi finansial.
Corporate media dan public relation manajer PT LIB, Hanif Marjuni, menjelaskan bahwa sejauh ini lantaran tak adanya kompetisi seluruh klub peserta Liga 1 dipastikan mengalami kerugian.
Ia mencontohkan misalnya PSIS Semarang yang secara terang-terangan menyebut kerugiannya hingga Rp 7,5 Milyar.
Menurut Hanif kerugian ini memungkinan masih terus bertambah jika Liga 1 2020 terus-terus mengalami penundaan.
Hal itu ia ungkapkan saat menjadi narasumber di bincang bola virtual Tribun Timur, Selasa (20/10/2020).
"Sehari setelah pertemuan klub itu, kepada teman-teman media di Yogyakarta PSIS menyebutkan gini selama masa penantian itu mereka sudah rugi Rp 7,5 M, itu selama masa penantian artinya kerugian ini masih bisa bertambah jika kompetisi tidak digulirkan," terangnya.
Lebih lanjut Hanif menerangkan bahwa kerugian ini mencakup gaji pemain dan berbagai pengeluaran lainnya.
Terlebih bagi tim luar Jawa seperti PSM Makassar yang harus berhomebase di Yogyakarta.
Olehnya itu segala kerugian ini bisa diminimalkan atau ditutupi dengan hadirnya kompetisi.
Sebab menurut Hanif akan ada pemasukan tambahan bagi klub melalui sponsor.
"Hitung-hitungannya dalam masa menunggu itu kan pasti menggaji pemain meskipun hanya sekian persen, biaya lain-lain, nah ketika kompetisi digulirkan itu masih bisa tertutupi dengan uang kontribusi fiskalnya kemudian pemasukan klub di sisi iklan yang ada di Stadion," ungkapnya.