Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Mahasiswa Mamasa Dipukul Polisi Saat Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law

Saat mahasiswa menggulingkan ban menuju titik kumpul di depan Kantor DPRD, sejumlah anggota Kepolisian

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/SEMUEL
Mahasiswa Mamasa korban pemukulan oknum polisi. 

TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Aksi penolakan Undang-undang Omnibus Law oleh puluhan mahasiswa di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, diwarnai kericuhan antara demonstran dan pihak keamanan.

Kejadiannya bermula saat puluhan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Mamasa, di Rante-rante, Jl Poros Polewali-Mamasa, Kamis (8/10/220) siang tadi.

Kala itu, puluhan mahasiswa dari berbagai lembaga yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Rakyat Mamasa, membawa ban.

Saat mahasiswa menggulingkan ban menuju titik kumpul di depan Kantor DPRD, sejumlah anggota Kepolisian Resort Mamasa berusaha merampas ban itu.

Kericuhan pun tak terelakkan setelah diduga salah satu dari pihak Kepolisian melayangkan tendangan ke arah salah seorang demonstran, yang berusaha mempertahankan ban itu.

Salah seorang demonstran yang menjadi korban penangkapan, Heri Kuswanto, menceritakan saat melakukan orasi, terjadi kericuhan antara mahasiswa dan aparat keamanan.

"Kami hanya menyampaikan aspirasi kami, tapi entah mengapa kami diseret dari belakang dan dipukuli," ungkap Heri Kuswanto, sore tadi.

Heri mengakui, ia mendapat tindakan represif dari pihak kepolisian, sehingga mengalami memar di bibir karena pukulan tinju dari oknum petugas.

"Ini juga lengan saya memar gara-gara ditarik petugas," tutur Heri sambil memperlihatkan luka cakar di lengan kirinya.

Terkait tindakan represif yang ia alami dari pihak kepolisian, Heri mengaku akan membahas lebih jauh bersama rekannya, terkait tindakan yang akan dilakukan.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved