Bincang Bola Virtual
Soroti PSSI dan LIB yang Tak Pegang Izin Kompetisi, ADS: Jangan Hanya Beri Janji
Ia memberikan pandangannya terkait penundaan kembali Liga 1 2020 ini yang seharusnya bergulir awal Oktober ini.
Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan Direktur Badan Liga Indonesia (BLI), Andi Darusalam Tabusala, menyebut bahwa sudah sejak awal PT LIB dan PSSI tak memiliki kepastian pelaksanaan kompetisi.
Sebelumnya dalam bincang bola virtual Tribun Timur, Selasa (6/10/2020), ADS diundang sebagai salah satu narasumber.
Ia memberikan pandangannya terkait penundaan kembali Liga 1 2020 ini yang seharusnya bergulir awal Oktober ini.
Namun belakangan PSSI dan LIB menunda pelaksanaan lantaran tak mendapatkan izin keramaian dari Kepolisian.
Pasca mengumumkan penundaan itu, PSSI dan LIB tetap menjanjikan bahwa kompetisi paling lambat akan digulirkan kembali November ini.
Hanya saja pernyataan tersebut menurut ADS tidak sejalan dengan langkah atau persiapan yang dilakukan LIB maupun PSSI sebelum-sebelumnya.
Ia mencontohkan bahwa, LIB dan PSSI hanya menggunakan pernyataan atau izin secara lisan dari pemangku kepentingan.
Semisal saat ketua PSSI, Mochammad Iriawan, bersama perwakilan LIB menemui sejumlah pejabat berwenang atas kondisi pandemi Covid-19 ini.
Yakni Ketua BNPB, Doni Monardo, Meneteri Pemuda dan Olahraga, Zainuddin Amali, hingga Mabes Polri.
"Mohon maaf kepada PSSI dan Liga bahwa mereka semuanya itu hanya berdasarkan pada kata a kata b kata situ tapi tidak pernah pegang surat aktual bahwa memang kompetisi itu boleh," terangnya,
"Datang menghadap sama Pak Doni yah silahkan, datang ke Menpora wah silahkan begini, datang ke Mabes Polri yah silahkan, tapi tidak pernah ada pegang surat yang mengatakan bahwa kompetisi itu boleh. Jadi tiga hari sebelum diputar terkejut perkembangan covid di Indonesia meningkat akhirnya memaksa Polri tidak mengeluarkan izin," sambungnya.
Alhasil akibat dari ketidakpastian itu membuat Liga kembali ditunda dan menurut mantan Manajer Timnas Indonesia yang paling dirugikan adalah klub.
Terlebih lagi klub-klub yang sudah melakukan persiapan jauh hari hingga sudah tiba di Yogyakarta misalnya bagi klub luar Jawa.
"Harusnya PSSI sama Liga profesional memegang itu, kemudian mereka tidak memberikan janji gitu lho kalau ada begini, ada begini, semua klub yang tanggung, ini sepakbola Indonesia mau bagaimana kalau begini terus," tuturnya.