Sindir Keras Istana, Rocky Gerung: Gagal Berantas Covid, Mau Berantas Gatot!
Sindir Keras Istana, Rocky Gerung: Gagal Berantas Covid, Mau Berantas Gatot!
TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat politik yang juga salah satu Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Rocky Gerung ikut mengomentari soal pencekalan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo di Surabaya.
Seperti diketahui, Jenderal Gatot diturunkan dari podium saat pidato di acara sulaturahmi di Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/9/2020) kemarin.
Rocky Gerung menuding pemerintah ada dibalik aksi pencekalan tersebut.
Hal itu kata Rocky sebab Istana tak ingin melihat KAMI berada di jalur oposisi.
Selain itu, ada motif lain yakni pengalihan isu Covid-19.
"Kelihatannya Gatot dijadikan new Covid, gagal berantas Covid, mau berantas Gatot. Kita bisa lihat sebetulnya seluruh strategi media istana itu adalah bukan menjegal Gatot, tapi menjebak Gatot," katanya dalam video di akun Youtubenya yang berjudul Skenario Menjadikan Gatot Nurmatyo New Covid-19 .
"Terlihat bahwa keadaan ketidakmampuan istana menangani Covid, dalam ketidakmampuan istana untuk menghasilkan kesetaraan warga negara, dalam ketidakmampuan istana untuk memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang serius dalam demokrasi, pasti gerakkan pengepungan KAMI juncto Gatot itu pasti berantakan," lanjutnya.
Menurut Rocky upaya istana tersebut tak akan berhasil.
"Tapi jebakan itu terlalu dangkal karena satu isu diputar-putar terus dan saya enggak anggap itu akan berhasil karena KAMI tetap diinvestasikan untuk politik moral," kata Rocky.
Rocky Gerung mengaku sudah mengendus upaya istana untuk melakukan pembusukan terhadap Gatot melalui media beberapa hari kedepan.
"Upaya untuk mengepung Gatot hanya mungkin berhasil kalau politik moral ada juga di istana. Nah soal ini kalau yang menjebak moralnya jauh di bawah, ya enggak akan terpengaruh jadi saya bisa lihat mungkin dua hari ini segala isu tentang Gatot juga akan dimunculkan ulang," ujar Rocky.
Video lengkapnya:
Siapa AKBP Iwan yang Berani Hentikan Pidato Jenderal TNI Purn Gatot Nurmantyo
Sebuah video viral di media sosial saat pidato mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dihentikan seseorang berkemeja putih.
Padahal Gatot belum selesai bicara di depan aktivis KAMI Surabaya.
Lalu siapa pria berkemeja putih yang berani menyetop pidato Gatot Nurmantyo itu?
Netizen penasaran.
Sebuah acara yang digelar oleh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jatim di Gedung Juang 45, Surabaya dibubarkan Polda Jatim, pada Senin (28/9/2020).
Menariknya, dalam video berdurasi 50 detik yang menyebar di grup-grup Whatsapp, terlihat seorang anggota polisi mengenakan kemeja berwarna putih tiba-tiba naik ke atas podium.
Hal itu terjadi ketika mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tengah berpidato.
Diketahui, kehadiran Gatot Nurmantyo di Surabaya itu untuk mengukuhkan kepengurusan KAMI Jawa Timur. Namun, acara deklarasi batal lantaran mendapat penolakan dari sejumlah warga setempat.
Siapakah polisi tersebut?
Dia adalah anggota polisi dari Polda Jawa Timur yakni Wakil Direktur Intel AKBP Iwan Surya Ananta yang menyetop Presidium KAMI Gatot Nurmantyo saat berpidato memberikan sambutan di acara tersebut.
Tanpa diduga, Iwan naik ke podium tepat saat Gatot sedang akan berpidato.
Saat di atas podium, Iwan segera memberi pengumuman kepada massa KAMI kalau di luar gedung sedang ada demo.
Peristiwa tersebut terjadi di rumah Jabal Nur yang berada di Jalan Jambangan Surabaya. Pihak KAMI diketahui memindahkan acara ke rumah tersebut setelah di Gedung Juang 45 mendapat penolakan massa.
Menanggapi naiknya seorang polisi ke podium, Gatot Nurmantyo bereaksi. Dia menegaskan bahwa gerakan KAMI adalah organisasi yang konstitusional.
"KAMI adalah organisasi yang konstitusional," kata Gatot menutup sambutannya pada Senin (28/9/2020).
Selanjutnya, Gatot akhirnya memilih kooperatif dan tak mendebat. Ia pun langsung menyudahi pidatonya saat itu juga.
"Kalau kita diminta bubar oleh polisi, maka kita junjung tinggi dan ikuti apa yang telah diminta pak polisi," ujarnya.
Gatot Nurmantyo kemudian keluar dari Gedung Jabal Nur dan dikawal sejumlah orang. Dia akhirnya meninggalkan lokasi gedung pertemuan tersebut.
"Saya bilang kepada semua hadirin aparatur ini yang melaksanakan tugas, dia aparat kepolisian. Jangan marah kepada bapak aparat ini, karena dia adalah bawahan yang disuruh pasti atasannya," kata Gatot.
Penjelasan Polda Jatim
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo membenarkan, pihaknya membubarkan acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jatim.
Kombes Pol Trunoyudo mengatakan, pembubaran acara KAMI Jatim dilakukan karena izin untuk menyelenggarakan acara tersebut tidak terpenuhi.
Ia menjelaskan, penyelenggara acara KAMI Jatim seharusnya mengajukan izin, jauh sebelum digelarnya acara.
Namun, proses pengajuan izin baru disampaikan ke Polda Jatim dua hari menjelang digelarnya acara.
"Pengajuan izin harus 14 hari sebelumnya," kata Kombes Pol Trunoyudo di Mapolda Jatim, Senin (28/9/2020).
"Untuk kegiatan yang sifatnya nasional harus 21 hari sebelumnya. Kita ketahui dari beberapa yang kita lihat, surat-surat administrasi itu baru diberikan baru 2 hari lalu," sambung dia.
Truno menambahkan bahwa pemberhentian acara tersebut berkaitan dengan upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.
Karena, Jatim masuk perhatian nasional terkait penyebaran Covid-19.
Di masa pandemi Covid-19, lanjut Trunoyudo, keselamatan masyarakat adalah yang utama.
"Setiap kegiatan keramaian itu harus melalui yang namanya assesment. Untuk situasi saat ini acara secara virtual lebih valid lah," imbuhnya.
Terpisah, Komite Eksekutif KAMI Jatim, Donny Handricahyono mengatakan, acara yang digelar di Jabal Nur bukan merupakan acara utama.
Karena, lanjut Donny, acara utamanya digelar di Gedung Juang 45.
Di Jabal Nur, kata dia, hanya acara ramah tamah atau sarapan bersama tokoh agama.
"Pak Gatot kan mau menuju ke itu (Gedung Juang) artinya kita punya acara di sana. Kita mau sarapan di penginapan itu," ungkap dia.
"Begitu kita mau sarapan di penginapan itu karena banyak kiyai lantas karena (Gatot) tokoh diminta sambutan untuk bicara dan lain-lain. Begitu bicara baru jalan sudah dibubarkan sama polisi," terangnya.
Alasan pembubaran, kata Donny, karena di luar Gedung Jabal Nur, banyak masyarakat dari gabungan Ormas yang berkerumun dan menolak digelarnya acara.
"Polisi yang membubarkan. Sama sekali tidak menunjukan identitas. Dia menyebutkan dari polisi tapi tidak menunjukan surat apapun," tandasnya.
Diketahui, acara KAMI Jatim yang sejatinya digelar di Gedung Juang 45, Surabaya, Senin batal digelar.
Sebab, sebelum acara tersebut dilaksanakan, ratusan massa yang mengatasnamakan kelompok 'Surabaya Adalah Kita' menyuarakan penolakan.
Sehingga, mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang diagendakan hadir di Gedung Juang 45, urung terlaksana.
Gatot dan petinggi Kami Jatim pun menggelar acara ramah tamah di Gedung Jabal Nur, Jambangan Surabaya.
Di acara tersebut, Gatot diminta memberikan sambutan di hadapan para tamu yang hadir.
Namun, di tengah sambutan, ada seorang yang mengaku sebagai anggota polisi meminta Gatot menghentikan sambutannya.
Tidak hanya itu, aparat tersebut juga meminta acara disudahi, mengingat massa yang sebelumnya mengggelar aksi penolakan di Gedung Juang 45, merapat ke Gedung Jabal Nur.