Kembangkan Kedelai, Pemprov Sulbar-PT Dwitunggal Nusa Mandiri Teken MoU
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Gubernur, Ali Baal Masdar dan Direktur PT Dwitunggal Nusa Mandiri
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Pemprov Sulbar dan PT Dwitunggal Nusa Mandiri teken Memorandum of Understanding (Mou) untuk pengembangan kedelai.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Gubernur, Ali Baal Masdar dan Direktur PT Dwitunggal Nusa Mandiri, Petrus Chandra, berlangsung di ruang rapat lantai II kantor Gubernur, Senin (28/9/2020).
"Penandatanganan kerjasama ini merupakan tindaklanjut dari acara tanam perdana kedelai di Polewali Mandar pada bulan Juni 2020 lalu," kata Ali Baal.
Dia berharap, kerjasama tersebut benar-benar memberikan manfaat besar untuk kesejahteraan para perani di Sulbar.
Mantan Bupati Pelalawan Polman dua periode itu juga menyampaikan apresiasi yang besar atas kehadiran PT. Dwitunggal Nusa Mandiri yang telah bersedia bekerja bersama dalam pembangunan pertanian di Sulbar. Khususnya dalam pengembangan komoditi kedelai.
"Ini yang kita mau bangun di Sulbar, dimana Sulbar ke depan dapat menjadi daerah sesuai impian kita nantinya,"tuturnya.
Direktur PT Dwitunggal Nusa Mandiri, Petrus Chandra menuturkan, berbicara makanan paling murah di Indonesia seperti tahu dan tempe merupakan hal yang lumrah, tetapi sangat miris ketika melihat data yang ada hampir semua kedelai yang dikonsumsi masyarakat Indonesia berasal dari Amerika dengan jumlah pengeluaran Rp 2. As9 miliar dolar yang setara dengan 42 triliun devisa yang dikeluarkan untuk negara tersebut.
"Kalau kita impor senjata, mobil, pesawat, itu masih wajar, tetapi bagaimana mungkin hanya tempe saja kita impor dari Amerika. Untuk itu saya yakin dimulai dari Sulbar dibawah kepemimpinan gubernur, kita jadikan provinsi ini sebagai yang pertama mengembangkan proyek tanaman kedelai berskala luas dan di Indonesia ini juga yang pertama kali kita akan buat petani Sulbar menjadi contoh bagi para petani di tempat lain," ujarnya.
Ketua Pelaksana Brigade Pertanian Sulbar, Fakhruddin menyampaikan, kebutuhan kedelai bahan baku tahu dan tempe serta olahan lainnya setiap tahun mengalami peningkatan, karena sebagian besar kebutuhan tersebut masih dipenuhi oleh produksi petani.
"Peningkatan produksi kedelai lokal menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor,"kata Fakhruddin
Fakhruddin menuturkkan, melalui pendekatan pengembangan kawasan kedelai pada 2021, diharapkan terjadi peningkatan produksi di daerah sentra kedelai dan akan tumbuh sentra-sentra baru pengembangan kedelai.
Ia menambahkan, melalui surat Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI Nomor B 285/TU. 0 20/ C. 4 /09/2020 tanggal 4 September 2020. Pada 2021, Sulbar mendapatkan program prioritas pengembangan kedelai 50.000 Ha dan menjadi provinsi andalan untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.
Pada kesempatan tersebut ,mantan Kadis Kehutanan itu juga menyampaikan, bahwa kegiatan tanam perdana keledai di Kecamatan Wonomulyo seluas 500 Ha, perkiraan Minggu ke-3 hingga akhir Oktober telah memasuki masa panen.
Untuk itu kepada investor diharapkan segera menyiapkan perangkat agar dapat menyerap hasil produksi tersebut.