Cerita Lettu Arm Angga Arishandy Syam Asal Wajo Menjaga Perbatasan RI-Timor Leste
Bergabung dengan Satgas Yonarmed 3/105 Tarik, putra asli Kabupaten Wajo itu dikirim ke perbatasan
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah kewajiban setiap warga negara.
Tumbuh dan berkembang dengan jiwa nasionalisme dan patriotisme, Lettu Arm Angga Arishandy Syam berbagi pengalamannya selama bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Bergabung dengan Satgas Yonarmed 3/105 Tarik, putra asli Kabupaten Wajo itu dikirim ke perbatasan sejak 30 Juli 2020 lalu, di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bertugas di perbatasan Indonesia adalah tugas pertama anak ketiga Mayor (Purn) Syamsu Alam, yang dulu Pasi Ops Kodim 1406/Wajo itu setelah lulus di Akademi Militer 2016 silam.
"Tugas inilah yang paling berkesan bagi saya, karena merupakan tugas pertama setelah empat tahun silam dilantik, baru bisa berangkat tugas. Di angkatan darat tugas merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi tiap prajurit yang diberangkatkan tugas," katanya saat menghubungi Tribun melalui pesan WhatsApp, Senin (28/9/2020).
Alumni SMAN 1 Maniangpajo (kini SMAN 4 Wajo) itu mengungkapkan pengalamannya yang luar biasa bertugas beberapa bulan belakangan ini di wilayah perbatasan.
Teranyar, sinergitas TNI-Polri di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste itu berhasil menggagalkan BBM bersubsidi yang akan diselundupkan ke negeri tetangga, pada Jumat (25/9/2020) pekan lalu.
"Di jalur ilegal inilah, kami menemukan 75 liter BBM yang sepertinya sengaja disembunyikan di semak-semak untuk siap dijual ke negara tetangga,” katanya.
Setidaknya, BBM 2 jerigen ukuran 25 liter dan 5 jerigen ukuran 5 liter yang ditemukan, sengaja ditutupi ranting pohon di sekitar sungai. Menurutnya, kemahalan bahan bakar di negera tetangga membuat sejumlah oknum melakukan hal-hal ilegal.
"Dengan kehadiran TNI dapat membantu meringankan beban masyarakat. Dengan cara patroli patok perbatasan, mempedomani Pancasila, Sapta marga, sumpah prajurit dan menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat," katanya.
Bertugas di wilayah perbatasan bukan hal mudah. Terlebih berada di daerah tandus di Napan Bawah, Kecamatan Bikomi Utara. Kekurangan air adalah hal utama.
"Tidak dipungkiri di sini susah air, kita harus membeli air untuk keperluan sehari hari. Kami punya mata air dari pos TNI kurang lebih 300 meter yang harus berbagi dengan masyarakat setempat juga," katanya.
Menyiasati hal itu, tim Satgas bersama masyarakat sementara membangun bak penampungan di rumah-rumah warga. Jiwa kesatria yang ada dalam diri Angga Arishandy Syam senantiasa terasah.
Sebab, menurutnya bukan cuma menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI dari segala bentuk pelanggaran dan ancaman yang ada, tapi juga memberikan rasa aman bagi masyarakat yang berada di perbatasan.