Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Wisata Akuakultur Ada di Maros, Bisa Mancing Sekaligus Wisata Kuliner

Tempat wisata baru kembali hadir di Kabupaten Maros. Konsep wisata yang diterapkan wisata kuliner dan wisata mancing.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
CITIZEN REPORTER/Andi Bahtiar
Tempat wisata baru kembali hadir di Kabupaten Maros. Tepatnya di Lokasi Desa Borimasunggu Kel. Borongkalukua Kab. Maros. Konsep wisata yang diterapkan wisata kuliner dan wisata mancing. 

Citizen Reporter, Andi Bahtiar, Humas Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan

MAROS - Tempat wisata baru kembali hadir di Kabupaten Maros. Tepatnya di Lokasi Desa Borimasunggu Kelurahan Borongkalukua, Maros.

Konsep wisata yang diterapkan wisata kuliner dan wisata mancing.

Abdul Asis salah satu kelompok pembudidaya ikan pemilik tempat wisata tersebut.

Memiliki luas area wisata ini kurang lebih 05 hektar dengan berbatasan dengan sungai dan laut disekelilingnya ditumbuhi pohon mangrove yang dikelola bekerjsama dengan badan usaha milik Desa (BUMDES) setempat wisata ini bernama Borongkalukua Fishing sekitar kurang lebih 12 Km dari jalan poros.

Di mana di tempat wisata ini ada beberapa buah gazebo yang disiapkan bagi para pengunjung. Sehingga sangat pas untuk mereka yang datang bersama keluarga.

Menariknya lagi, selain wisata kuliner pihaknya juga menyediakan wisata mincing, dimana ikan hasil pancingan itu ditimbang dengan harga Rp.30.000 per kilonya selain bisa dibawa pulang, juga bisa langsung disantap
di tempat tersebut.

Dari wisata akuakultur ini, salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros turut berpartisipasi pada kegiatan pendampingan khusunya di bidang perikanan.

Salah satunya adalah kemandirian pakan, yang merupakan salah satu sarana produksi utama dalam usaha perikanan budidaya.

Ikan bandeng yang dibudidayakan di tempat tersebut menggunakan pakan berbahan baku lokal ini hasil pendampingan peneliti dan penyuluh perikanan sekaligus menjadi tempat percontohan BRPBAP3 bagi pembudidaya di Maros yang dinamakan pakan murah mandiri (PAKRAHMAN).

Mengingat harga pakan komersil yang sangat tinggi sehingga program PAKRAHMAN ini akan sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pakan,ketersediaan pakan murah yang berkualitas sehingga usaha budidaya di
masyarakat dapat berlangsung secara kontinyu memanfaatkan bahan baku lokal yang banyak untuk pembuatan pakan mandiri.

Pendampingan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok pembudidaya mengenai prinsip dan teknis pembuatan pakan murah mandiri dan juga sebagai peluang bisnis pakan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved