Blue Bird
Ini Rahasia Blue Bird Bisa Lewati Krisis
Disampaikan Sharring Session Business Gathering 2020 Bank Indonesia Perwakilan Sulsel oleh CEO Blue Bird Dr Noni Purnomo.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - CEO Blue Bird, Noni Purnomo menyampaikan Blue Bird bisa bertahan dengan mempertahankan lima nilai utama yakni integritas, disiplin, kerja keras, kekeluargaan dan inovasi.
Hal itu dia sampaikan Sharring Session Business Gathering 2020 Bank Indonesia Perwakilan Sulsel oleh CEO Blue Bird Dr Noni Purnomo.
Hadir juga kepala daerah, forum komunikasi pimpinan daerah, kepala dinas, perbankan, ketua asosiasi, korporasi, dan lain-lain.
Session Sharing ini mengangkat tema adalah tema "Memenangkan Bisnis di Tengah Pandemi"
Noni menyampaikan, kelima nilai ini yang terus diturunkan sejak 1972, awal Blue Bird berdiri.
"Bagaimana kita sebagai sebuah perusahaan membuat karyawan itu bisa terus tumbuh dan berkembang di perusahaan Blue Bird," katanya.
Menurutnya, Blue Bird mengelola krisis dengan cara agile atau tangkas.
"Kita sudah melakukan antisipasi, kami lakukan liquidity stress test (uji stres likuiditas), budget reallocation (realokasi anggaran), organization rearregrement (peningkatan organisasi)," katanya.
Dalam menjalankan perusahaan, Noni Purnomo menyampaikan, tetap menjaga arah perusahaan melalui koordinasi yang insentif.
"Kalau dulu rapat dengan dewan direksi dan vice president setiap bulan kali sebulan, sekarang ini kita rapat lebih banyak," katanya.
Blue Bird juga mempersiapkan pasukan dalam setiap briefing dan konseling.
"Kita harus memastikan agar setiap awak siap menghadapi tantangan. Kita harus bisa membantu pengemudi bisa bekerja dengan bagus," katanya.
Selanjutnya, Blue Bird juga menjaga higienitas sebagai kunci berbisnis di tengah pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, itu Blue Bird membangun koneksi dengan membangun cara baru berinteraksi dengan pelanggan.
"Beberapa kolaborasi dengan Gojek, BNI, Mandiri, KAI, Traveloka, untuk kenyamanan untuk pelanggan," kata Noni.
Menurutnya, transportasi akan tetap ada karena orang Indonesia itu adalah masyarakat komunal.
"Tak mungkin kita tak mengunjungi keluarga kita. Kami yakin dapat menyambut optimisme pasar ke depannya," katanya. (*)