Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Laeli Atik, Pelaku Mutilasi Rinaldi Harley Wismanu di Kalibata City, Ternyata Lulusan UI

Fakta tentang Laeli Atik Supriyatin, pelaku mutilasi manajer HRD di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, terungkap ke publik.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Sosok Laeli Atik, Wanita yang Terlibat Kasus Mutilasi di Kalibata City, Ternyata Lulusan UI 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Fakta tentang Laeli Atik Supriyatin, pelaku mutilasi manajer HRD di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, terungkap ke publik.

Diketahui jika Laeli Atik bersama pasangan yang bekerja sama membunuh Rinaldi Harley Wismanu.

Rinaldi adalah seorang manajer HRD sebuah perusahaan Jepang, alumnus Fakultas Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada (UGM) dan telah meraih gelar doktor.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana memberikan keterangan saat konferensi pers pengungkapan mutilasi, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020). Polisi menangkap dua pelaku mutilasi Rinaldi Harley Wismanu yang ditemukan di Apartemen Kalibata City, Jakarta, dengan motif ingin menguasai harta korban
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana memberikan keterangan saat konferensi pers pengungkapan mutilasi, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020). Polisi menangkap dua pelaku mutilasi Rinaldi Harley Wismanu yang ditemukan di Apartemen Kalibata City, Jakarta, dengan motif ingin menguasai harta korban (Tribunnews.com)

Teman Laeli Atik Supriyatin tak habis pikir kenapa Laeli tega berbuat keji.

Padahal Laeli dikenal sebagai sosok wanita cantik, pintar dan kritis.

Seperti diberitakan, sepasang kekasih menjadi tersangka kasus mutilasi seorang manajer HRD perusahaan kontraktor Rinaldi Harley Wismanu (32), yang mayatnya ditemukan di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.

Sosok Laeli Atik

Rinaldi dan Laeli pelaku pemutilasi
Rinaldi dan Laeli pelaku pemutilasi (YouTube/Tribun Video)

Salah satu dari tersangka tersebut, Laeli Atik Supriyatin ternyata adalah seorang sarjana UI.

Wanita berusia 27 tahun itu berasal dari Jawa Tengah.

Hal tersebut sesuai dengan identitasnya yang tertera di KTP.

Selain itu, berdasarkan KTP, Laeli berstatus belum menikah, sementara Fajri sudah beristri.

Rupanya selama ini, Laeli dan Fajri sudah tinggal bersama meski belum menikah.

Laeli Atik kabarnya berkuliah di UI jurusan Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selain itu, tulisan Laeli Atik di blog yang ia miliki juga ikut diurai khalayak.

Laeli dikenal oleh teman satu angkatannya sebagai mahasiswa yang pintar dan kritis.

Bahkan Laeli sempat menjabat Ketua Pemira (Pemilihan Umum Raya) UI tahun 2014.

"Dia kritis, dan pintar," kata Ridwan teman sekampusnya, Jumat(18/9/2020).

Bahkan Laeli sering mengkritik kinerja organisasi BEM UI.

"Sampai-sampainya ngelakuin hal kayak gitu tuh, kayak Damn! Gila banget," ujar Ridwan.

Nama Laeli juga sebenarnya sempat menjadi bahasan netizen di Twitter pada tahun lalu.

Kala itu ada akun yang menyebut Laeli menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan Djumadil Al Fazri, yang kini menjadi tersangka juga dalam kasus mutilasi tersebut.

Cerita ini pun diungkit lagi netizen kala Laeli dan Al Fazri ditangkap polisi. Disertakan juga hashtag yang sempat populer pada tahun lalu, #AkuMensJanganSentuhAkuYa.

Selain itu, Laeli mempunyai blog di Wordpress.

Ada beberapa tulisan yang dimuat dalam blog tersebut, di antaranya 'Berbicara Cinta' hingga 'Cara Tuhan Menyapa Manusia'.

Kutipan-kutipan yang ada dalam blog tersebut pun kini dikutip ulang oleh netizen di media sosial.

Pembunuh HRD Rinaldi itu rupanya adalah sosok yang gemar menulis.

Hal itu terlihat dari hasil tulisannya di blog laeliatik.wordpress.com.

Melalui tulisannya itu, Laeli tampak mencurahkan isi hatinya.

Termasuk perihal kehidupan dan persoalan hidup yang tengah dihadapi Laeli Atik di masa lalu.

Berikut adalah tulisan Laeli Atik berjudul "Bangsa Viking dan Optimisme Gue" :

Gue adalah korban dari optimisme gue sendiri selama bertahun-tahun. Mulai tahun 2012 gue mulai banyak mengalami kegagalan. Gue selalu berfikir mungkin Tuhan lagi negur gue atas kesalahan-kesalahan yang gue lakuin. Mungkin Tuhan pengen gue belajar dari kegagalan gue. Mulai tahun 2012 optimisme gue dalam hidup mulai menghilang, gue gak pengen apa-apa, terkadang gue bangun dari kasur dan tiba-tiba berkata ”oh gue masih hidup, hari ini gue mengalami apalagi ya” gue gamau mengalami berbagai nasib buruk yang menimpa lagi, gue gaberani menatap hari-hari yang akan gue alami nantinya lalu gue memilih buat tidur lagi berjam-jam kadang seharian.

Gue adalah korban optimisme gue yang overdosis. Tapi tanpa optimisme gue merasa gak semangat menjalani hari-hari yang gue lewati.

”Seorang pengecut percaya ia akan hidup selamanya bila ia tetap bersembunyi ketika berada di medan peperangan, Namun di masa tuanya ia tidak akan merasakan kedamaian meski tombak tidak mengenainya” – Hávamál

Barangkali syair tua zaman Viking tersebut sedikit merubah gue yang mulai kehilangan optimisme dalam hidup. Gue merupakan pengecut yang sering meghindar dari masalah-masalah yang gue hadapi, terhadap mimpi-mimpi gue, gue terlalu takut untuk gagal ataupun bermasalah dengan orang lain. Gue selalu inget suatu kalimat dalam buku : “ada satu hal yang ikut hilang ketika orang-orang meninggal, impian mereka. impian untuk melakukan hal lain dalam kehidupan, kepenatan yang kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari disebabkan kenyataan sederhana bahwa sebagian besar dari kita sebenarnya memilih untuk melakukan hal lain ”.

Menurut bangsa Viking, surga (Valhalla) adalah tempat bagi orang-orang yang menunjukan keberanian didunia. Dengan pemikiran tersebut bangsa Viking kuno gak mau mengalami kematian yang disebabkan oleh usia tua dan bukan karena berperang, sehingga meskipun bangsa Viking gak mewariskan monumen, bangunan, kuil, gereja, kota, kebangsaan, kelompok etnik, dan masakan khas tertentu namun mereka terkenal karena keberaniannya mengarungi samudra dengan perahu kecil yang membinasakan, menjarah, merampok, membunuh dengan kejam dan aksi lainnya mereka lakukan dengan berani.

Hidup memang seperti roda yang berputar kadang diatas dan kadang dibawah tapi kalau kita gak berusaha jangan-jangan roda itu akan lambat dalam bergerak atau malah jangan-jangan ada hal yang membuat roda itu gak bisa berputar. Keberanian bangsa Viking membuat gue sedikit lebih berani atas pilihan yang gue pilih. Hidup bukanlah sandiwara, bukan pula gladi resik, gak ada satu hal yang bisa diraih tanpa melibatkan resiko. Hidup didunia cuma sekali, apakah gue akan menyesal atas pilihan gue pilih ketika gue tua nanti ?

Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Profil dan Biodata Lengkap Laeli Atik Supriyatin, Sarjana UI yang Mutilasi Rinaldi Doktor Alumni UGM

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved