Update Corona Indonesia
Pasien Covid-19 Bagi Pengalaman Rawat Inap di RS Darurat Wisma Atlet; Antrean, Fasilitas hingga Obat
Pejabat Kemenag Amiruddin Kuba Pasien Covid-19 Bagi Pengalaman Rawat Inap di RS Darurat Wisma Atlet; Antrean, Fasilitas hingga Obat
Pejabat Kemenag Amiruddin Kuba Pasien Covid-19 Bagi Pengalaman Rawat Inap di RS Darurat Wisma Atlet; Antrean, Fasilitas hingga Obat
Oleh: Amiruddin Kuba

(Kasi Kemahasiswaan Ditjen Pendis)
TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah hasil PCR Swab saya terkonfirmasi Positif Covid-19 (Kamis, 7/9/20), saya langsung pulang ke rumah untuk isolasi mandiri.
Dokter merekomendasikan agar dapat menjalani isolasi mandiri di rumah selama 14 hari kemudian melakukan swab untuk yang kedua.
Sejak awal saya memang tidak pernah berniat untuk melakukan isolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Namun memasuki hari ke-5 isolasi mandiri saya di rumah, saya mendapat saran dari salah satu kawan yang sudah sembuh dan keluar dari Wisma Atlet.
Kata dia, lebih baik isolasi di Wisma Atlet kak biar lebih terkontrol oleh dokter.
Apalagi kata dia, di Wisma Atlet fasilitas bagus, nyaman dan bisa beraktiftas bebas seperti olahraga dan lain-lain. Ketika itu, saya masih belum yakin 100 persen, lalu tiba-tiba pimpinan istri saya di salah satu kantor, menelpon.
Beliau juga berpesan hal yang sama dengan kawan tadi berdasarkan pengalaman beberapa sahabat beliau yang juga pernah mondok di Wisma Atlet.
Akan tetapi, selain dua orang di atas, alasan lain yang makin menguatkan saya untuk mondok di Wisma Atlet adalah keinginan saya memutus mata rantai Covid-19 khususnya di lingkungan keluarga saya. Saya khawatir jika saya tetap isolasi mandiri di rumah, keluarga saya juga terinfeksi virus yang mematikan ini dari saya.
Singkatnya, dari beberpa pertimbangan di atas, saya kemudian memantapkan diri untuk isolasi ke Wisma Atlet.
Proses Pendaftaran Pasien
Adalah hari Sabtu, 12 September 2020 pukul 7pm, saya berangkat menuju Wisma Atlet dengan drive (nyetir) kendaraan sendiri. Kira-kira pukul 8pm, saya tiba di Wisma Atlet dan langsung melapor dengan menyerahkan berkas yang dipersyaratkan sambil menunggu antrian pemanggilan untuk proses selanjutnya. Adapun berkas yang harus disiapkan yaitu Surat Rujukan dari Puskesmas setempat, Hasil PCR Swab Positif, KTP, dan Nomor HP (whatsapp).
Setelah mendaftar dan menyerahkan berkas yang diminta, saya kemudian menuggu antrian. Secara kebetulan, pasien yang antri saat itu cukup banyak, sehingga hampir 2 jam saya menunggu baru mendapat panggilan pertama. Panggilan pertama adalah untuk pendataan identitas awal. Lalu berselang 20 menit kemudian saya mendapat panggilan kedua kalinya untuk pendataan identas secara detail termasuk data riwayat penyakit. Setelah itu, saya kembali ke tempat semula, dan kira-kira 30 menit kemudian saya dipanggil ketiga kalinya, untuk melakukan pemeriksaan di ruang ICU yang berseblahan dengan tempat pendaftaran. Di ICU saya periksa jantung, suhu badan dan pengambilan sampel darah. Untuk mengganjal perut, saya diberikan air mineral dari dokter ICU dan makan (dibelikan adek) yang kebetulan salah satu dokter yang bertugas di Wisma Atlet. Saya berada di ruang ICU selama kurang lebih 30 menit kemudian saya diminta untuk menuju ruang antrian ke kamar tempat saya menginap. Lagi-lagi karena antrean banyak, saya baru bisa masuk kamar setelah menunggu kurang lebih 3 jam. Waktu itu telah menunjukkan pukul 3.15 menit.