Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KKN di Masa Pandemi, Ini Program Kerja yang Harus Dilakukan Mahasiswa UNM

KKN domisili ini merupakan terobosan UNM, untuk tetap menjalankan kalender akademik, meski tengah berada di masa pandemi.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FAHRIZAL
Kepala Pusat KKN UNM, Dr Arifin Manggau dalam acara Bincang Kampus Virtual Tribun Timur, Jumat (18/9/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 5.003 mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah domisili masing-masing.

Para mahasiswa tersebar di 41 kabupaten kota di beberapa provinsi.

KKN domisili ini merupakan terobosan UNM, untuk tetap menjalankan kalender akademik, meski tengah berada di masa pandemi.

Kepala Pusat KKN UNM, Dr Arifin Manggau dalam acara Bincang Kampus Virtual Tribun Timur, Jumat (18/9/2020) mengatakan, UNM menawarkan tujuh program utama kepada mahasiswa KKN, yang dinamai program "Pitue".

Program itu memiliki beberapa turunan yang dapat diaplikasikan selama menjalankan masa KKN di domisili masing-masing.

Program tersebut yakni pencegahan covid-19, pertanian sehat, air bersih, gerakan olahraga sehat dan lingkungan bersih, membangun potensi desa berbasis media sosial, gerakan desa digital, dan gerakan baca tulIs bahasa asing dan Alquran.

"Untuk pencegahan Covid, misalnya bagaimana mengajar masyarakat untuk pembuatan masker, disinfektan, dan sebagainya. Kalau pertanian sehat seeprti pembuatan pupuk organik, pengusir hama, apotek hidup di masyarakat, membagikan bibit sayur, dan lertanian hemat air dengan cara budidaya hidroponik," paparnya.

"Ada juga program membuat penyulingan air bersih rumah tangga, filterisasi sumur rumah tangga, memperluas kawasan hijau, dan memperbanyak tanaman yang bisa menyimpan cadangan air," tambahnya.

Lanjut Arifin, mahasiswa juga diminta mampu menggerakkan masyarakat untuk melakukan senam kesehatan jasmani (SKJ) setiap hari, kerja bakti tiap Jumat, hingga fogging pencegahan DBD.

"Kita juga mau membangun potensi desa dengan media sosial. Desa harus memiliki Facebook, Instagram, website desa, hingga aplikasi IT. UNM punya jurusan PTIK yang memahami aplikasi, sekalipun tak semua daerah bisa mengadopsi, tapi minimal bisa dijalankan," paparnya.

"Mahasiswa KKN juga harus memberi penyuluhan pentingnya IT, membangun infrastruktur digital bekerjasama Bumdes. Mengajar masyarakat baca tulis bahasa Inggris dan Alquran terhadap anak-anak dan dewasa yang belum bisa," tambahnya.

Dikatakan Arifin, mahasiswa KKN tidak sekadar pulang ke kampung, tetapi mereka kembali dan berbakti, serta membangun karakter mahasiswa untuk mencintai dan mengabdi di kampung halamannya.

"Kadang kita temukan mahasiswa selesai kuliah, itu meninggalkan kampung, padahal banyak sumber daya yang bisa dimanfaatkan di kampung halamannya. Kami kembalikan anak-anak bagaimana membangun silaturahim, ketika kembali ke kampung jangan sampai lupa silaturahmi, dengan KKN domisili ini pendekatan luar biasa," ucapnya.

Meski KKN di kampung masing-masing, para mahasiswa akan tetap mendapat pendampingan dan bimbingan dari dosen setiap pekan.

"Dosen Pembimbing setiap pekan akan melakukan virtual dengan mahasiswa bimbingannya, mengevaluasi program kerjanya, sejauh apa, dan membimbing apa saja yang harus dijalankan," pungkasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved