Bukan Joko Widodo, Nama Jokowi Sebelum Jadi Presiden dan Ini 3 Saudaranya yang Sulit Muncul di TV
Bukan Joko Widodo, nama Jokowi sebelum jadi Presiden dan ini 3 saudaranya yang tak muncul di TV.
TRIBUN-TIMUR.COM - Bukan Joko Widodo, nama Jokowi sebelum jadi Presiden dan ini 3 saudaranya yang sulit muncul di TV.
Jangan terkejut, Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi punya nama lain yang tak banya orang tahu.
Selain itu, dia juga punya saudara-saudara yang sangat jarang diberitakan.
Apakah Anda mengira jika Presiden RI, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi merupakan anak tunggal dari pasangan almarhum Notomihardjo dan alharhumah Sudjiatmi Notomihardjo?
Jika ya, Anda salah.
Jokowi memiliki tiga saudara, namun dia laki-laki atau putra tunggal.
Ketiga saudara kandungnya merupakan perempuan, yakni Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati.
Jumlah saudara Jokowi sama dengan jumlah saudara Prabowo Subianto, sama-sama 3 orang.

Jika Jokowi berlatar belakang pengusaha, sementara ketiga adiknya belum diketahui secara pasti pekerjaannya.
Yang tak banyak diketahui, Jokowi sebenarnya memiliki seorang adik laki-laki bernama Joko Lukito, namun meninggal saat persalinan.
Jokowi ternyata punya nama lain.
Semasa kanak-kanak, dia memiliki nama Mulyono.
Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali.
Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah.
Dengan kesulitan hidup yang dialami, Jokowi dulu terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari.
Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki.
Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun.
Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali.
Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali pada masa kecil mempengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga.
Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta.
Ketika ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta.
Setelah tamat SMA, sengan kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada atau UGM.
Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta". Selain kuliah, ia juga tercatat aktif sebagai anggota Mapala Silvagama.
Setelah lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang hamil tujuh bulan.
Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik pamannya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati.
Pada tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil dari nama anak pertamanya.
Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar.
Namun, pada tahun 1990 ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp30 juta dari Ibunya.
Usaha ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga kini, Jokowi.
Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya.
Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik.
Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.
Naik haji di 2004
Jokowi memeluk agama Islam dan bercerita bahwa ia pertama kali naik haji pada tahun 2003, dan sesudahnya umrah minimal empat kali.
Namun, menjelang Pemilihan Umum Presiden 2014, muncul berbagai tudingan yang mempertanyakan keislaman Jokowi, sehingga pada tanggal 24 Mei 2014 Jokowi menyatakan bahwa ia adalah bagian dari "Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang hidup berketurunan dan berkarya di negara RI yang memegang teguh UUD 45."
Ia juga menyatakan bahwa ia bukan bagian dari kelompok Islam yang "sesuka hatinya mengafirkan saudaranya sendiri", "menindas agama lain", "arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut", "suka menjejerkan fustun-fustunnya", "menutupi perampokan hartanya, menutupi pedang berlumuran darah dengan gamis dan serban", atau "membawa ayat-ayat Tuhan untuk menipu rakyat".
Jokowi menikah dengan Iriana di Solo, tanggal 24 Desember 1986, dan memiliki 3 orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988), Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995).(*)