Kementan
Dalam Pertemuan G20, Mentan Syahrul Yasin Limpo Beberkan Capaian dan Program Terobosan
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo atau SYL menghadiri pertemuan virtual Menteri Pertanian dan Irigasi G20, Sabtu (12/9/2020) malam.
JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo atau SYL menghadiri pertemuan virtual Menteri Pertanian dan Irigasi G20, Sabtu (12/9/2020) malam.
Dalam pertemuan G20 kali ini, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menekankan peran penting sektor pertanian dan capaian pertanian Indonesia di tengah tantangan pandami Covid-19 dan juga program terobosan menghadapi New Normal.
Mentan menegaskan, pertemuan ini sangat penting dalam upaya akselerasi pembangunan pertanian mengingat peran sektor pertanian di tengah dampak pandemi Covid-19 menjadi penyelamat perekonomian negara.
Oleh karena itu, pertemuan ini merupakan wadah untuk dapat saling berbagi pandangan dalam rangka pencapaian pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan.
"Merupakan suatu kehormatan bagi saya dapat berbicara pada Pertemuan Virtual Para Menteri Pertanian dan Irigasi G20. Peran sektor pertanian di Indonesia saat ini cukup signifikan, yang terlihat dari kontribusinya terhadap total PDB mencapai 14 persen dan menyediakan lapangan kerja bagi hampir separuh total penduduk," kata Syahrul Yasin Limpo.
Demikian siaran pers Kementerian Pertanian atau Kementan kepada Tribun-Timur.com.
Hadir Menteri Lingkungan Hidup dan Air Kerajaan Saudi Arabia, Abdulrahman A Alfadley, perwakilan negara, dan juga dari organisasi internasional.
Kerajaan Saudi Arabia selalu tuan rumah penyelenggara Pertemuan Virtual Para Menteri Pertanian dan Irigasi G20.
Lebih lanjut, Mentan membeberkan ditengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, memberikan perlindungan sosial, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional.
Untuk menjaga ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat di era normal baru, Kementan hingga saat ini telah mengembangkan seperangkat kebijakan yang disebut dengan 4 cara bertindak.
"Pertama, meningkatkan kapasitas produksi melalui percepatan tanam padi, konversi lahan suboptimal menjadi lahan pertanian dan perluasan areal kawasan budidaya baru untuk komoditas strategis," katanya membeberkan.
Kedua, sebut SYL, melakukan diversifikasi pangan lokal melalui pengembangan diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal dan pemanfaatan pekarangan dan lahan marjinal.
Ketiga, memperkuat cadangan pangan dan sistem logistik melalui pengembangan cadangan pangan di tingkat provinsi dan masyarakat dan meningkatkan sistem logistik pangan nasional untuk stabilisasi pasokan dan harga.
"Keempat, pengembangan pertanian modern melalui promosi mekanisasi pertanian, smart farming, pemanfaatan screen house, food estate dan korporasi petani," katanya menegaskan.
"Indonesia juga terus mendorong pemanfaatan teknologi digital dan inovasi sebagai komponen penting dalam mewujudkan sistem pangan berkelanjutan, inklusif dan tangguh, di tengah goncangan akibat pandemi Covid-19," kata SYL.