Opini
Turbulensi Bimbel
SALAH satu sektor paling terdampak dari pandemi virus corona atau Covid-19 adalah jasa pendidikan. Pagebluk mengharuskan siswa atau murid belajar
Nurul Aswar
Alumnus UNM dan pegiat di lembaga bimbel
SALAH satu sektor paling terdampak dari pandemi virus corona atau Covid-19 adalah jasa pendidikan.
Pagebluk mengharuskan siswa atau murid belajar jarak jauh dari rumah, beralih pertemuan tatap muka di ruang kelas ke pertemuan secara virtual atau melalui platform digital.
Ini tak hanya berlaku di lembaga pendidikan formal, namun juga nonformal.
Lembaga bimbingan belajar atau bimbel di antaranya.
Karena corona, sejumlah lembaga bimbel di Sulsel ( Sulawesi Selatan ) harus kehilangan peserta didik (murid/siswa), mem-PHK karyawan dan tentor, hingga cabang ditutup.
Ini fakta karena berdasarkan pada pengalaman empiris saya sebagai pengelola lembaga bimbel.
Corona telah memukul telak bisnis yang kami rintis bertahun-tahun hanya dalam kurun waktu tidak sampai setengah tahun.
Celakanya lagi, Covid-19 di Indonesia hadir di masa musim bimbel, jelang Ujian Nasional dilanjutkan dengan dibukannya pendaftaran di perguruan tinggi (SBMPTN, SNMPN, dan jalur mandiri).