Innalillah, Maestro Seni Tradisional Mandar Parrawana Towaine Tutup Usia

TRIBUN-TIMUR.COM, POLMAN -- Innalillahi Wainnailaihi Roji'un.

Maestro Seni Tradisional Mandar yang dikenal Parrawana Towaine (penabuh rebana perempuan), Mamak Cammana tutup usia.

Perempuan berusia 85 tahun itu mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Kelurahan Limboro, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Senin (07/09/2020) kemarin.

Kabarnya meninggal karena setelah beberapa bulan terbaring sakit di rumahnya di Kelurahan Limboro, Polewali Mandar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polman,
Hj. Andi Nursami Masdar turut berbelasungkawa atas kepergian mamak Cammana.

"Saya pribadi dengan wafanya ibunda kami merasa sangat kehilangan sosok yang kami banggakan di Polman, " Kaya Andi Nursami.

Dimata Andi Nursani, Mamak Cammana adalah sosok yang baik dan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Barat, khusunya Polewali Mandar.

"Boleh dikata semenjak jadi Kepala Dinas selama 6 tahun, tiap tahun berapa kali jalan bersama bunda ke Jakarta dan alhamdulillah kalau kami butuhkan beliau selalu siap bersama sama ikut mengerjakan seni tradisional Mandar, Khususnya tradisional Rebana towaine, " sebutnya.

Andi Nursami turut mendoakan agar almarhum mamak Cammana dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Harapan Andi Nursani juga ke depan ada generasi Cammana yang bisa mengembangkan Seni Tradisional Mandar yakni Parrawana Towaine.

"Mudah mudahan ada generasi apa yang beliau selama ini kembangkan parawaana towaine. Kami dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan membina dan membantu generasi beliau pengembangan tradisional, " Tuturnya.

Sekedar diketahui, Parrawana towaine ‘pemain rebana wanita’ adalah Sekumpulan artis wanita ahli musik tradisional rebana.

Irama lagu parrawana towaine agak berbeda dengan irama lagu parrawana tommuane ‘pemain rebana laki-laki’. Syair lagu parrawana towaine berisi kisah-kisah, nasihat-nasihat, dan tema keagamaan.

Biasanya dimainkan oleh 4-7 orang wanita. Pertunjukan biasanya diadakan pada malam hari, di atas rumah yang melakukan hajatan, misalnya perkawinan, sunatan, dan lain-lain. (*)