Mengingat Kembali Kronologi Munir Diracun Dalam Pesawat 16 Tahun Lalu, Sampai Purnawirawan Terlibat
Di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, sempat dibentuk tim pencari fakta untuk mencari kebenaran kasus ini.
Ayahnya meninggal sejak ia duduk di bangku kelas 6 SD.
Sejak saat itu, Munir membantu kakanya, Muhfid Said Thalib, berjualan sepatu dan sandal di Pasar Batu, Malang, Jawa Timur.
Usai menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat SMA, Munir melanjutkan sekolahnya di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.
Ia lantas menjadi seorang aktivis semasa berkuliah.
Pengalamannya di kampus ini lah yang mendorongnya menjadi pembela HAM.
Namun sayangnya, tindakannya itu pula yang membawanya pada kematian.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, berikut fakta-fakta mengenai pembunuhan Munir yang dilansir dari berbagai sumber.
1. Dibunuh saat hendak pergi belajar
Dilansir dari Kompasiana, Munir meninggal di dalam pesawat Garuda Indonesia dengan nomor GA-974.
Tepatnya pada 7 September 2004 di usianya yang ke-39 tahun.
Ia meninggal dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda.
Setelah sebelumnya pesawat itu transit di Bandara Changi Singapura.
Adapun, tujuannya pergi adalah untuk melanjutkan studinya di Universitas Utrecht.
Munir dimakamkan pada 12 September 2004 di TPU Sisir, Batu, Jawa Timur.
2. Diracun.