Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Kelola Seribu Ton Sampah Jadi Energi Listrik Lewat PLTSa
Sampah bukan hanya akan menjadi barang tak berharga, tapi akan menjadi sumber energi terbaru untuk kebutuhan listrik kota besar di Indonesia.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TPA Tamangapa Makassar menampung sampah 1.131 Ton per hari dari estimasi jumlah penduduk kota Makassar 1,5 Juta jiwa.
PT Sumitomo bakal melakukan feasibility studi (studi kelayakan) paling lambat satu tahun. "Hasil feasibility studi ini akan menentukan kapasitas mesin," kata Nurdin Abdullah, beberapa waktu lalu.
Ia lebih berharap jika sampah Maros, Gowa dan Takalar bisa masuk ke PLTSa ini.
"Misalnya, dari Maros Gowa, kalau Maros membuat alat sendiri, maka potensi sampah terlalu sedikit. Makin banyak sampah makin bagus," katanya.
Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menjadi leading sector proyek ini.
"Pihak kementerian mengundang beberapa feasibility studi. Nanti Kemenko Kemaritiman yang tentukan itu," katanya.
Dasar hukum pembangunan PLTSa sangat jelas yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan pada 12 April 2018.
Saat ini, Pemerintah Kota Makassar sudah memasukkan bantuan fasilitas Project Development Facility ke menteri keuangan.
“Berapa kebutuhannya, tergantung teknologi yang akan digunakan nantinya,” kata pelaksana tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Iskandar, Sabtu (9/5/2020).
Kota Surabaya menjadi yang perama memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia.
PLTSa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo ini, dibangun atas kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan PT Sumber Organik (SO) yang menggunakan teknologi Gasifikasi Power Plant.
Dari teknologi gasifikasi itu mampu menghasilkan listrik 12 megawatt melalui pengolahan sampah 1.000 ton per hari.
Presiden Joko Widodo akan meresmikan PLTSa pertama di Indonesia ini, Oktober 2020. Ke depan, sampah bukan hanya akan menjadi barang tak berharga, tapi akan menjadi sumber energi terbaru untuk kebutuhan listrik kota besar di Indonesia.
Untuk mendukung itu, butuh dukungan penuh pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan sampah menjadi berharga, yakni energi terbarukan.(*)