Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BCA

BCA Merger Rabobank Indonesia ke BCA Syariah

PT Bank Central Asia Tbk bakal menggabungkan (merger) Rabobank Indonesia dengan BCA Syariah.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
BCA
PT Bank Central Asia Tbk (BCA). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -PT Bank Central Asia Tbk bakal menggabungkan (merger) Rabobank Indonesia dengan BCA Syariah.

Rabobank Indonesia atau PT Bank Rabobank International Indonesia mulai beroperasi pada tahun 1990 dengan memberikan layanan perbankan korporasi. 

Rabobank Indonesia adalah anak perusahaan Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda.

BCA mengakuisisi Rabobank Indonesia Desember 2019. BCA membeli 3.719.070 saham bank itu dengan nilai transaksi Rp 397 miliar.

Transaksi ini akan menempatkan BCA sebagai pemegang seluruh saham Rabobank
Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengatakan, rencana penggabungan dua entitas itu bakal dilakukan tahun depan, usai permohonan izin-izin terkait rencana akuisisi Rabobank kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rampung dan lancar.

"Memang kita ada rencana Rabobank akan dimerger dengan BCA Syariah. Rencananya kalau lancar legal merger di awal tahun depan 2021," kata Vera dalam Public Expose Bursa Efek Indonesia secara virtual, Jumat (28/8/2020).

Vera menuturkan, digabungkannya Rabobank Indonesia dengan BCA Syariah sebagai upaya menumbuhkan bisnis anak perseroan melalui jalur anorganik. Fokus bisnis BCA Syariah nantinya menyasar sektor komersial, UKM, dan ritel.

Dia pun membantah, penggabungan kedua entitas bertujuan untuk bersaing dengan anak usaha bank-bank BUMN yang memiliki modal lebih besar.

PT Bank Central Asia Tbk melakukan paparan kinerja semester I tahun 2020 pada acara Public Expose Live 2020 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia.

Perseroan melaporkan kinerja keuangan yang cukup solid untuk periode semester I 2020 di tengah pandemi COVID-19. Laba sebelum provisi dan pajak bertumbuh positif, ditopang oleh penurunan biaya dana (CoF) dan perlambatan pertumbuhan beban operasional. 

Laba sebelum provisi dan pajak yang solid mengimbangi peningkatan biaya pencadangan untuk mengantisipasi 

potensi penurunan kualitas kredit. Laba bersih pada semester pertama 2020 tercatat sebesar Rp 12,2 triliun, dibandingkan Rp 12,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pandemi berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit khususnya pada bulan Maret hingga Juni 2020. 

Kredit tumbuh sebesar 5,3% YoY menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% YoY menjadi Rp 184,6 triliun. 

Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% YoY menjadi Rp91,0 triliun dan KKB turun 11,9% YoY menjadi Rp 42,5 triliun. 

Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% YoY menjadi Rp 10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik.

Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% YoY menjadi Rp 146,9 triliun.

BCA fokus mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen. 

Selama bulan Maret sampai dengan pertengahan Agustus 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp117 triliun atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari kurang lebih124.000 nasabah. 

Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp 69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit. 

Perseroan melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30% dari total portofolio kredit, yang berasal dari sekitar 150.000 nasabah.

Di tengah berbagai tantangan yang sedang dihadapi, BCA tetap mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) pada tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima sebesar 2,1%, dibandingkan1,4% pada Juni 2019. 

Posisi permodalan dan likuiditas Perseroan berada pada tingkat yang sehat untuk mengantisipasi berbagai kebutuhan yang tidak terduga, dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 22,9% dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) sebesar 73,3%.

BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak sebesar 13,0% YoY menjadi Rp761,6 triliun. 

Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% YoY, mencapai Rp576,0 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga. 

Sementara itu, deposito berjangka tumbuh 13,6% YoY mencapai Rp185,6 triliun. Jaringan transaksi perbankan yang luas merupakan faktor pendorong pertumbuhan dana CASA. BCA terus berinvestasi pada platform layanan transaksi perbankan, khususnya pada digital channels. Jumlah rekening tumbuh 11,9% YoY mencapai 22,5 juta rekening hingga Juni 2020 didukung oleh layanan pembukaan rekening online.

Pada semester pertama 2020, Perseroan berhasil menurunkan biaya dana pihak ketiga sehingga membantu meringankan tekanan pada pendapatan bunga gross yang diakibatkan oleh peningkatan restrukturisasi kredit. 

Pendapatan bunga bersih naik 10,6% YoY menjadi Rp27,2 triliun. Pencapaian ini mendukung Perseroan untuk membukukan total pendapatan operasional sebesar Rp37,8 triliun, tumbuh 10,3% YoY. 

Di lain sisi, beban operasional tumbuh lebih rendah,sebesar 3,8% YoY menjadi Rp16,2 triliun. 

Dengan demikian, laba sebelum provisi dan pajak BCA mencapai Rp21,5 triliun, tumbuh 15,8% YoY, dimana pertumbuhan yang baik tersebut telah memberikan ruang untuk mengantisipasi kenaikan biaya pencadangan kredit.

Biaya pencadangan penurunan nilai aset adalah sebesar Rp6,5 triliun pada semester pertama tahun 2020, sejalan dengan peningkatan risiko potensi penurunan kualitas kredit. 

Secara keseluruhan laba bersih selama enam bulan pertama tahun 2020 tercatat sebesar Rp12,2 triliun, lebih rendah 4,8% dibandingkan dengan Rp12,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Di masa pendemi COVID-19 ini, kami terus melakukan berbagai inisiatif pengembangan digital channels yang kami miliki untuk memenuhi kebutuhan nasabah bertransaksi perbankan dari rumah. 

Pada sisi lain, kami juga terus berupaya melindungi kesehatan para nasabah dan karyawan dengan mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengimplementasikan protokol Kesehatan. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved