Tak Ada Liga, Penjualan Merchandise PSM Makassar Lesu, Begini Pendapatan Ramangtroops

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tak adanya kompetisi Liga 1 Indonesia yang bergulir sejak pandemi Covid-19 ini berdampak luas.

Tak hanya hilangnya hiburan bagi masyarakat, penghentian kompetisi juga berdampak secara finansial.

Pemilik klub tentu mengalami kerugian, alhasil berdampak pada gaji pemain.

Bahkan orang-orang yang hidup dari sepakbola Indonesia semisal para pedagang marchendise juga ikut terdampak.

Akbar misalnya sebagai owner Ramangtroops yang beberapa tahun terakhir memulai bisnis marchendise PSM Makassar mengakui penjualan turun drastis.

"Dulunya waktu liga berjalan ada-ada saja yang keluar lah barang tiap harinya, ini sekarang syukur-syukur kalau dalam satu minggu ada yang laku," ucapnya saat dihubungi, Rabu (26/8/2020).

Akbar yang menjual berbagai bentuk marchendise semisal kaos t-shirt, jersey hingga syal bahkan mengaku jika dirinya terpaksa melepaskan kontrakan kios tempat jualannya.

"Yah itu salah satu dampaknya, jadi saya sekarang jualan di rumah saja," akunya.

Sementara itu untuk tetap bisa bertahan menjalani bisnisnya ini Akbar pun mencari berbagai upaya agar jualannya tetap bisa laku.

Salah satunya yakni aktif berjualan secara online di Instagram dan berbagai platform media sosial lainnya.

"Kalau liga jalan bukan kita yang cari pembeli, datang sendiri. Sekarang kita yang harus jemput pembeli caranya perbanyak promo di media sosial," tuturnya.

Dengan kondisi yang serba sulit inilah, Akbar berharap pandemi Covid-19 ini bisa cepat berakhir dan kompetisi Liga 1 bisa segera dimulai.

"Sudah ada rencana liga dimulai, kami berharap selain sebagai suporter dan juga berjualan marchendise supaya rencana itu segera terealisasi," tutupnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian