Fakta Kerugian yang Dialami Pertamina, Dianggap Wajar hingga Netizen Ramai-ramai Salahkan Ahok
PT Pertamina dikabarkan mengalami kerugian hingga Rp 11,13 triliun. Ahok pun menjadi sasaran netizen
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
@AnakLolina2:"Kadrun Bodoh, kerugian ini terjadi akibat kurangnya konsumsi BBM di masa sulit, otomatis tidak ada pemasukan bahkan rugi. Kenapa malah hujat Ahok? Maksudnya kalian kalau rizieq jd presiden lalu segalahnya berjalan lancar?
@ferwandes: Harga BBM gak turun masih rugi.wkwkkw Klo gak ada pak Ahok Pertamina bisa rugi 50 T loh...trimakasi pak ahok
@BayKadek: Ahok menurut gua wajar merugi orang" dlm 5 bln terakhirkan jarang keluar. Maka dari itu sobat kurun yg pinter" tolong otaknya di pake dikit jangan sampe bertitel tapi otaknya gak wkwkwk
@_go_ne_: Untung ada Ahok Pertamina cuma rugi 11T, kalo nggak Pertamina bakal rugi 12T.
@WisnuRamadi: Untung ada Ahok. Kalau tidak ada beliau, kerugian Pertamins bisa mencapai Rp 55 T.
@gerendelopat: Ahok hebat donk
@Nggedabbruz: Ahok Komut Pertamina: Kemarin Terdepak dari Fortune Global, Sekarang Rugi Rp11,327 Triliun
3. Dianggap Wajar Rugi Selama Pandemi
Kinerja PT Pertamina (Persero) di semester I-2020 kurang menggembirakan setelah membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 767,91 juta (Rp11,13 triliun)
Capaian ini berbalik dari Semester I tahun lalu yang masih meraih laba bersih sebesar US$ 659,95 juta.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, industri minyak dan gas (migas) di masa pandemi covid-19 ini memang cenderung merugi. Sebabnya, perusahaan migas terpukul dari dua sisi, baik hulu maupun hilir.
"Saya kira kondisi Pertamina juga demikian. Dihadapkan pada harga minyak yang rendah dan konsumsi sektor pengguna BBM dan gas masih relatif rendah," sebut Komaidi kepada Kontan.co.id, Senin (24/8).
4. Ada Peluang Diperbaiki
Meski begitu, Komaidi berpandangan bahwa Pertamina memiliki peluang untuk memperbaiki kinerja pada sisa tahun ini.
Hal itu dapat dikejar seiring dengan pemulihan ekonomi di tengah penanganan covid-19 yang meningkatkan konsumsi BBM dan gas.
"Jika pemulihan ekonomi yang sedang diupayakan pemerintah berjalan dengan baik saya kira dampaknya akan positif bagi semua pihak termasuk Pertamina yang sebagian besar pendapatan usahanya dari sisi hilir," kata Komaidi.