Di ILC TV One, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Ungkap Alasan Sakit Hati di Era Jokowi
Di ILC TV One, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ungkap alasan sakit hati pada saat ini di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Di ILC TV One, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ungkap alasan sakit hati pada saat ini di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sekaligus mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo akhirnya kembali muncul di depan layar kaca.
Gatot Nurmantyo hadir di acara Indonesia Lawyers Club yang mengusung tema #ILCIndonesiaMaju pada Selasa (18/8/2020).
Dalam kesempatan itu, Gatot Nurmantyo mengungkapkan rasa sakit hatinya pada keadaan Indonesia saat ini.
Mulanya, dia mengatakan bahwa dirinya sering berkonsultasi dengan sejumlah tokoh untuk membahas permasalahan negara saat ini.
Pertemuan kecil itu semakin hari melebar, diikuti banyak tokoh lainnya hingga dibentuklah KAMI.
"Maka saya konsultasilah dengan Pak Bachtiar Hamzah senior saya, sama dengan Pak Kaban (MS Kaban), Pak Din Syamsudin, Pak Abdullah Yahya, Bu Chusnul (Chusnul Mar'iyah) juga. Kelompok kecil itulah bicara-bicara. Melebar-melebar masing-masing, Pak Said Didu, awalnya dengan Bang Yani, dengan Pak Nainggolan dan sebagainya," jelas Gatot Nurmantyo.
Dia mengatakan bahwa semua tokoh yang berdiskusi dengannya termasuk dirinya merasa sakit hati dengan kondisi krisis akibat pandemi Covid-19.
"Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat. Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan," ucap purnawirawan berusia 60 tahun ini.
Ia khawatir pembatasan-pembatasan yang terjadi di segala aspek nantinya bisa membuat hubungan rakyat dan pemerintah tidak menjadi baik.
Sehingga, Gatot Nurmantyo merasa hal itu perlu diingatkan kepada pemerintah.
"Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan. Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara rakyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan," kata dia.
Gatot Nurmantyo menegaskan, ia tidak ingin menjadi pasif dan tidak bersuara dalam menangani krisis akibat pandemi Covid-19 yang mengguncang Indonesia kini.
"Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja, ini latar belakangnya," kata dia pungkas.
Selengkapnya tonton videonya: