Pondok Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19, Nadiem Makarim Sudah Beri Peringatan Sejak Awal
Sebuah pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi klaster baru penyebaran Covid-19
TRIBUN-TIMIR.COM-Kabar buruk! sebuah pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Tepatnya di Pondok Pesantren Blokagung Banyuwangi.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr Widji Lestariono mengungkapkan, hingga Jumat (21/8/2020), ada 77 santri dari pondok pesantren tersebut terpapar Covid-19.
Nihayatul Wafiroh juru bicara Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi membenarkan kejadian tersebut.
Ia menyebut hingga Jumat (21/8/2020) sore secara resmi pihaknya mendapatkan data ada 6 santri Darussalam Blokagung yang dinyatakan positif Covid-19.
Perempuan yang juga anggota DPR RI itu menyebutkan sejak awal Agustus 2020 beberapa santri Pondok Pesantren mengeluh sakit.
Selama 10 hari pertama , jumlah santri yang sakit terus bertambah.
Pihak pesantren pun langsung mengisolasi mereka di dua lokasi yang berbeda. Karena sakit, sebagian santri memilih pulang dan sebelum pulang mereka diminta untuk melakukan rapid test di puskesmas terdekat rumah mereka.
Lalu pada 14 Agustus 2020, ada tiga santri yang rapid test-nya menunjukkan hasil reaktif.
Para santri tersebut melakukan rapid test di empat puskesmas yang berbeda.
Menurut Nihayatul, pihak pondok pesantren kemudian melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan rapid test massal pada Minggu, 16 Agustus 2020.
"Total ada 502 santri yang mengikut rapid test, Mereka adalah hasil tracing dari 3 santri yang reaktif dan para santri yang sedang sakit," jelas Nihayatul saat dihubungi via telepon, Jumat (21/8/2020).
Ia menyebut dari 502 santri putra putri tersebut, 92 santri dinyatakan reaktif.
Pada Minggu malam, santri yang reaktif langsung diisolasi.
"Semua santri yang reaktif adalah santri putri dan sebagian besar mereka tanpa gejala," jelasnya.
Hingga Jumat (21/8/2020) sore, Nihayatul menyebutkan ada 6 santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit.
Ada beberapa langkah yang dilakukan pondok pesantren.
Yang pertama santri positif dengan gejala agak berat langsung dipisahkan dengan santri positif Covid-19 tanpa gejala.
Yang kedua, santri yang hasil swabnya negatif juga dipisahkan. Sementara santri positif tanpa gejala isolasi mandiri.
Selain itu pihak pondok pesantren juga melakukan pembatasan kunjungan wali santri dan tidak menggelar shalat Jumat selama dua pekan ke depan serta penutupan tempat ziarah sesepuh pesantren bagi masyarakat umum.
Jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi melonjak drastis.
Hingga 21 Agustus 2020 jumlah pasien positif di Banyuwangi mencapai 187 pasien.
Sedangkan pada 20 Agustus 2020, jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 114 pasien. Sehingga dalam satu hari ada penambahan 73 pasien positif Covid-19.
Hingga hari ini 77 pasien dinyatakan sembuh dan 105 orang menjalani perawatan sementara lima pasien meninggal dunia.
Sebelumnya, Pondok Pesantren di Wonogiri juga menjadi klaster penyebaran Covid-19 menyusul pengasuh dan enam keluarganya positif Covid-19.
Penyebab
Lantas apa yang menjadi penyebab masifnya penyebaran Covid-19 di asrama atau pondok pesantren?
Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan suatu kondisi ruangan tertutup dengan banyak orang seperti asrama, pondok pesantren, diklat atau boarding school tentu sangat rentan terjadinya penularan.
"Terutama karena faktor indoor, kerapatan, dan besar kemungkinan dari mekanisme penularan droplets, fomite (benda yang tercemar virus) dan airborne aerosol juga," katanya kepada Kompas.com, Jumat (10/7/2020).
Lanjutnya, sebab penyebaran di pondok atau asrama masif adalah karena umumnya faktor ventilasi dan sirkulasi tidak optimal.
Selain itu juga dengan kondisi banyaknya orang, maka ada barang-barang atau benda yang digunakan bersama.
Potensi penularan akibat penggunaan barang secara bersama seperti meja, kursi atau sarana lainnya akan membuka peluang penularan.
Bahkan toilet bersama juga diketahui merupakan salah satu tempat yang tinggi konsentrasi virusnya.
Protokol kesehatan yang tidak diikuti, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, bisa menambah besar potensi penularannya.
"Jadi saran saya, untuk sekolah dari TK sampai universitas termasuk boardings school dan ponpes tetap belajar daring dulu. Setidaknya sampai Oktober ini. Nanti kita evaluasi kembali," ujarnya.
Saat disinggung terkait penerapan protokol kesehatan di pondok pesantren, menurutnya sulit, salah satunya lantaran jumlah santri pada umumnya banyak.
Selain itu kondisi sekolah atau ponpes tidak bisa lepas dari situasi kondisi penyakit Covid-19 di masyarakat.
"Artinya jika di masyarakat cakupan tes masih rendah atau masih banyak orang yang terinfeksi belum terdeteksi, maka sekolah dan ponpes tidak akan aman," kata Dicky.
Larangan Mendikbud Nadiem Makarim
Sejak awal, Mendikbud Nadiem Makarim masih melarang sekolah dan madrasah yang berasrama untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
"Untuk sekolah dan masyarakat madrasah yang berasrama kalau mereka di zona hijau pada saat ini masih dilarang membuka asrama dan melakukan pembelajaran tatap muka," ujar Nadiem Makarim dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/6/2020).
Nadiem Makarim mengatakan sekolah berbasis asrama masih dilarang karena rentan terjadi penularan virus corona antar siswa.
Larangan dilakukan selama masa transisi dua bulan pertama.
"Pada saat selama masa transisi atau 2 bulan pertama ini masih dilarang karena risikonya lebih rentan karena ada asramanya," kata Nadiem Makarim.
Menurut Nadiem Makarim, pembukaan sekolah dengan asrama baru dilakukan secara bertahap pada masa kenormalan baru.
"Pembukaan asrama dan pembelajaran tatap muka dilakukan secara bertahap pada saat masa Kebiasaan Baru atau new normalnya," kata Nadiem Makarim.
Seperti diketahui, Pemerintah akhirnya memutuskan untuk memperbolehkan kegiatan pembelajaran tatap muka atau pembukaan sekolah di wilayah zona hijau dan zona kuning.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "77 Santri Positif Covid-19, Ponpes di Banyuwangi Jadi Klaster Baru" dan "Saat Asrama hingga Pondok Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19, Apa yang Terjadi dan Harus Bagaimana?"