Uang Rp 75 Ribu
BIODATA Lengkap Aditya Perpatih, Bocah yang Fotonya Ada di Uang Kertas Rp 75 ribu
Nama Aditya Perpatih (9) jadi pembicaraan beberapa waktu terakhir. Pasalnya Foto bocah ini terpampang
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Aditya Perpatih (9) jadi pembicaraan beberapa waktu terakhir.
Pasalnya Foto bocah ini terpampang nyata dalam uang pecahan terbaru, Uang Kertas Rp 75.000.
Yap, uang Rp 75 ribu yang dilucurkan khusus di momen Kemerdekaan RI ke-75 pada Senin 17 Agustus 2020 itu jadi perhatian.
Diungkap sang orangtua, awalnya tak tahu jika Foto anaknya akan dipasang unruk cover uang.
Pasangan Siti Murtafiah Mooduto (35) dan Dwi Kurniawan (45), mengaku bangga karena Foto anaknya seakan ikut meramaikan momen kebanggaan bangsa ini.
Untuk diketahui, di dalam lembaran uang baru itu Aditya mengenakan baju adat Gorontalo (makuta) dan berpose dengan penuh wibawa.
Wibawa dalam Foto tersebut makin terasa saat si bocah mengenakan penutup kepala yang terlihat tinggi.
Untuk masyarakat Gorontalo, baju adat ini lazim dikenakan pengantin saat reseps pernikahan. Ini adalah baju yang dipercaya sebagai baju kebesaran Raja Gorontalo.
Bagi permaisuri atau ratu, baju adatnya disebut biliu.
Makuta dan biliu diketahui sebagai salah satu baju kebesaran adat Nusantara yang paling eksotik.
Makanya wajar kalau Bank Indonesia pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-75 tahun ini menjadikan makuta sebagai salah satu hiasan pada uang pecahan Rp75.000 tahun emisi 2020.
“Sebagai orang Gorontalo saja, kami sangat bangga. Apalagi saya adalah ibu dari Aditya Perpatih,” kata Siti Murtafiah Mooduto, Selasa (18/8/2020).
Siti Murtafiah Mooduto merasa bangga dan bersyukur keluarganya dapat menghiasi uang yang secara khusus dicetak sebagai ungkapan kebahagiaan rakyat Indonesia.
“Kami diberi tahu tema uang edisi peringatan kemerdekaan ini adalah adalah mensyukuri memerdekaan, memperteguh kebinekaan, dan menyongsong masa depan gemilang,” ujar Siti Murtafiah Mooduto.
Siti Murtafiah Mooduto, ibu dari Rahadian (10), Aditya, dan M Taufan (3) ini mengisahkan peristiwa setahun yang lalu, tepat bulan Agustus, anaknya diminta untuk mengenakan baju adat makuta oleh staf dari Bank Indonesia dan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia atau Perum Peruri.