Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berawal dari Konten Bikin Slime, Channel YouTube Mas Waditya Kini Telah Produksi 800 Video Anak

Channel Mas Waditya ini terbukti sukses. Channel Mas Waditya ini termasuk salah satu channel anak yang sangat populer dan digemari.

Editor: Ina Maharani
int
Tentang Anak Tribun Timur seri 2 menghadirkan Mas Waditya, Mansha Lamacca Now, serta Aira 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Beberapa anak mungkin tidak asing lagi dengan nama Wahyu Aditya atau pemilik Channel YouTube Mas Waditya.

Berbagai konten anak hadir di channel ini, di mana sebagian besar adalah konten anak, di mana Mas Waditya menjadi bintang utama, bersama putranya Acan dan putrinya Acin.

Bertiga, mereka melakukan berbagai kegiatan menarik, seperti wisata, review mainan, review makanan, bermain di rumah, sampai mengikuti kegiatan kucing peliharaan mereka, Ratut.

Channel Mas Waditya ini terbukti sukses. Channel Mas Waditya ini termasuk salah satu channel anak yang sangat populer dan digemari.

Sampai dengan berita ini diturunkan, Channel anak Mas Waditya sudah meraih 1,1 juta subscriber dengan jumlah view 800 jutaan.

“Awal mula membuat YouTube dengan handycam harga Rp 1 jutaan, setelah ada peningkatan saya beli kamera mirrorless Rp 3,5 jutaan dan setahun kemudian sudah ada 3 kamera. Tambah Go Pro,” katanya.

“Saya pegang sendiri kamera karena saya yang tau moodnya anak. Tapi jika bersifat review itu pakai tripod. Semua tergantung konsep,” katanya.

Baginya seorang produser harus mempersiapkan konsep dari awal.

“Untuk pemula menurut saya semua berangkat dari yang sederhana. Jadi harus melihat kemampuan orang tua ataupun anak,” katanya.

Termasuk dalam mengambil referensi. Utamakan mulai dari hal gampang.

Nurhidayat juga mengatakan salah satu tujuan membuat YouTube sebagai tempat belajar sang anak.

“Untuk belajar juga agar si Mansha bisa belajar tampil dan berbicara di depan umum,” jelasnya.

“Semua harus dilihat dari jam terbang. Seperti saya diawal masih cupu. Tapi setelah 800 kali edit saya sudah tau yang mana yang tidak boleh diulang,” ujarnya.

Selain itu kata Mas Waditya hindarilah mencari adsense diawal menggarap YouTube.

“Karena kalau mencari adsense takutnya kita kecawa kalau tidak ada ataupun anjlok. Tapi jika awal niatnya dokumentasikan meski anjlok adsensenya kita tetap jalan,” tambahnya.

Rutinlah mementukan agenda, misalnya mulai dari berbagi dunia kreatif dan lainnya.

“Bagi saya konten itu ada dua pertama memberi informasi seperti review mainan dan berbagi pengalaman seperti mencari harta karun jadi bisa dicontoh oleh orang lain,” katanya.

Di tahun 2014, channel Mas Waditya mulai dikenal lewat video drumband kelas sang anak.

“Saya share di grup satu sekolahan dan akhirnya mereka semakin penasaran dengan video saya yang lain. Itu sebagai pemantik,” jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved