Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Belajar dari Rumah

VIDEO: Tak Ada Jaringan Internet, Murid SDI Ampiri Barru Belajar Kelompok

Bagi murid-murid SD Inpres Ampiri Barru, belajar di masa pandemi tidak bisa dilakukan secara online.

Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Pagi hari sekitar Pukul 09.30 Wita, enam anak dengan seragam Sekolah Dasar (SD) tengah bercengkrama di depan sebuah rumah di Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kecamatan Pujananting, Barru, Sulawesi Selatan, Selasa (11/8/2020).

Pada jam segitu, semestinya mereka berada di lingkungan sekolah.

Apalagi sekolah mereka yakni SD Inpres Ampiri letaknya hanya puluhan meter dari tempat mereka tengah bercanda gurau.

Tetapi pintu pagar sekolah tampaknya tengah tertutup.

Ini artinya mereka tidak sedang membolos, tetapi memang tak ada aktivitas belajar di sekolah akibat aturan terkait masih terjadinya pandemi Covid-19.

Beberapa saat kemudian, keenam anak yang masih asyik bermain ini diminta naik ke atas rumah.

Di atas rumah sudah ada salah satu Guru SDI Ampiri, Zulfajri, tengah menunggu untuk melanjutkan pembelajaran.

Bagi murid-murid SD Inpres Ampiri, belajar di masa pandemi tidak bisa dilakukan secara online.

Berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya di berbagai wilayah lain, lantaran terbatasnya jaringan internet.

"Di sini tidak ada jaringan telepon, harus naik di atas sana (bukit) dulu. Sementara juga tidak bisa belajar di sekolah," terang Basri, salah saru guru SD Inpres Ampiri yang juga ditemui di lokasi.

Dengan berbagai keterbatasan ini, akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara kelompok.

Setiap tingkatan dari Kelas I hingga Kelas VI diminta membuat kelompok belajar maksimal enam orang perkelompok.

"Jadi kelompok-kelompok ini belajar secara bergilir di rumah masing-masing, guru yang datangi," sambungnya.

Semisal untuk kelas I dengan jumlah tiga kelompok, sehingga tiap kelompok mendapatkan jatah belajar dua kali dalam sepekan.

"Kita kan jumlah gurunya terbatas, jadi harus selang-seling. Kalau kelompok satu belajar hari ini, berarti besok giliran kelompok dua dan seterusnya," tutupnya.

Sebagai gambaran Ampiri merupakan kampung terakhir di Desa Bacu-Bacu.

Lokasinya berada di ketinggian dan berbatasan dengan Kabupaten Soppeng.

Untuk menuju ke lokasi, jalan mendaki dan berkelok dengan kondisi jalan belum beraspal sepenuhnya dilewati.

Dari arah Makassar, dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam untuk tiba di lokasi.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved