Pekan Ekonomi Syariah
PESyar Makassar 2020 Resmi Dibuka, Dorong Ekonomi Syariah Bangkit di Sulsel
Pekan Ekonomi Syariah (PESyar) Makassar Virtual 2020 resmi dibuka hari ini secara virtual
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pekan Ekonomi Syariah (PESyar) Makassar Virtual 2020 resmi dibuka secara virtual, Kamis (13/8/2020).
Bank Indonesia akan menggelar Pekan Ekonomi Syariah secara virtual, 13-15 Agustus 2020.
Pekan Ekonomi Syariah (PESyar) 2020 merupakan kegiatan yang rutin diselenggarakan oleh Bank Indonesia sejak tahun 2017.
Kegiatan PESyar 2020 merupakan rangkaian dari kegiatan Nasional Festival Ekonomi Syariah (FESyar) KTI 2020 yang di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Event virtual Bank Indonesia di Makassar dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.
Hadir juga Anggota DPR RI Amir Uskara, Penjabat Wali Kota Makassar Prof Rudy Djamaluddin, Kepala OJK Regional VI MN Soebandi.
Tak hanya itu, hadir juga pimpinan perbankan, pimpinan pesantren dan penggiat ekonomi syariah di Sulsel.
"Kegiatan ini adalah salah satu rangkaian kegiatan festival ekonomi syariah di kawasan timur Indonesia," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, Bambang Kusmiarso.
Tema Event Virtual Bank Indonesia yakni Bangkit Bersama Ekonomi Syariah.
Bambang berharap ekonomi syariah bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Timur Indonesia.
Kebijakan ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya, Bank Indonesia terus berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga terkait untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk pengembangan UMKM berbasis syariah.
Menurut Global Islamic Economy Report, pada akhir 2023, industri makanan halal akan bernilai US $1,8 triliun, industri pariwisata halal akan bernilai US $ 274 miliar, dan industri mode halal akan bernilai US $361 miliar.
"Potensi tersebut harus didukung dengan langkah antisipatif untuk menjawab beberapa tantangan antara lain, perkembangan digitalisasi, perlunya konvergensi internasional, tata kelola industri halal dan regulasi yang tepat di seluruh dunia termasuk mekanisme pembiayaan syariah yang dapat dipertanggungjawabkan dan selalu berusaha menghasilkan barang dan jasa yang halal," kata kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulsel, Bambang Kusmiarso, Senin (3/8/2020).
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi kegiatan virtual Bank Indonesia.
"Ini pertama kalinya kegiatan Pekan Ekonomi Syariah secara virtual. Kami berterima kasih karena Bank Indonesia terus mendorong ekonomi syariah di Sulsel," katanya.
Ia juga menyampaikan, kondisi terkini penyebaran Covid-19.
"Alhamdulillah, pasien yang butuh perawatan intensif sudah berkurang," katanya.
Sudirman menyampaikan, pandemi Covid-19 berdampak secara luas yang membuat banyak pergeseran.
"Sistem pemerintahan kita sudah terjadi pergeseran, dan hal ini tentu kita harus jalankan, mau atau tak mau," katanya.
Ia pun meminta industri perbankan untuk bergotong royong menghadapi efek pandemi Covid-19.
Selanjutnya, dia menganggap market dan target ekonomi syariah paling besar di Indonesia.
"Ketika warga kita euforia ekonomi syariah maka pihak pelaku ekonomi syariah harus juga fokus ke situ," katanya.
Sudirman pun mengajak kepada pelaku dan masyarakat ekonomi syariah untuk tidak kalah dari Thailand.
Sudirman mengatakan, peluang pengembangan ekonomi syariah sangat besar.
"Kalau di sistem Islam, yang banyak uangnya akan keluarkan zakat, maka zakat 2,5 persen akan membantu masyarakat yang berada di garis kemiskinan," katanya.
Menurutnya, sistem ekonomi syariah bisa mensejahterakan masyarakat.
"Kami sangat menginginkan sistem ekonomi syariah sejalan dengan perbankan, perusahaan barang dan jasa, dan tentu kalau itu jalan maka kami sangat senang," katanya.
Menurutnya, potensi Sulsel sangat besar sehingga lahirlah Pekan Ekonomi Syariah.
"Kami berharap tak ada mis interpresetasi dari ekonomi syariah ini," katanya. (*)