Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PESyar 2020

Perkenalkan Halal Lifestyle, Ustad Hanan Attaki: Nabi Muhammad SAW Ajarkan Ekonomi Syariah

Ustad Hanan Attaki tampil dalam Tabligh Akbar Pekan Ekonomi Syariah Makassar Virtual 2020.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/HASIM
Ustad Hanan Attaki tampil dalam Tabligh Akbar Pekan Ekonomi Syariah Makassar Virtual 2020, Kamis (13/8/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ustad Hanan Attaki tampil dalam Tabligh Akbar Pekan Ekonomi Syariah Makassar Virtual 2020.

Ia mengatakan pasar ekonomi syariah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sehabis hijrah ke Madinah.

"Saya memberikan istilah, halal lifestyle adalah sebuah perilaku. Kalau kita mau hijrah yang halal, maka kehidupan kita sehari-hari harus lebih halal," katanya dalam Tabligh Akbar Pekan Ekonomi Syariah (PESyar) melalui jaringan virtual, Kamis (13/8/2020).

Menurutnya, persoalan halal dan haram tak memerlukan salat istiqarah.

"Antara halal dan haram, menjadi sebuah kewajiban kita menerapkan halal lifestyle. Mau soal penampilan, pekerjaan dan hubungan maka halal lifestyle harus menjadi sebuah kewajiban bagi orang yang beriman," katanya.

Menurutnya, halal lifestyle harus konsisten dan komitmen berjalan di atas Islam.

"Jadi muslim itu harus komitmen dengan cara hidup yang digariskan oleh Allah SWT," katanya.

Halal lifestyle ini bukan cuman urusan dunia tapi juga akhirat.

"Halal itu urusan dagang, urusan payment. Dan itu ada dalam surah Al Baqarah, ketika kita meninggalkan halal lifestyle maka, kita mengikuti langkah setan," katanya.

Menurutnya, setan adalah musuh yang nyata untuk manusia.

"Tidak mungkin orang mengikuti setan kemudian bahagia, yang ada disakiti," katanya.

"Sesungguhnya setan membuat kita merugikan diri sendiri dan orang lain. Padahal, Islam itu membuat kita menguntungkan satu sama lain dan konsep itu hanya ada di konsep halal lifestyle," katanya.

Hanan Attaki juga mengatakan Allah SWT menyuruh kita untuk makan yang baik-baik saja.

Ia menyampaikan, ekonomi syariah di zaman nabi mempunyai dua spirit.

Pertama, spirit keberkahan bukan mencari kekayaan.

"Konsep ekonomi syariah dalam dagang adalah keberkahan. Apa itu keberkahan? Ketika nikmat itu bertambah. Ini akan jadi bahaya kalau hanya mencari untung kemudian melupakan keberkahan," katanya.

Allah SWT menyimpan keberkahan itu dalam transaksi yang halal.

"Keberkahan itu adalah bertambahnya kenaikan, doanya akan diijabah oleh Allah SWT," katanya.

Menurutnya, keberkahan itu juga adalah rezeki bermanfaat, bukan soal angka-angka.

"Rezeki kita menjadi bermanfaat, kehidupan lebih bahagia, anak-anak sehat, bisa berbakti ke orang tua. Untuk apa besarnya harta jika tak ada kebahagiaan," katanya.

Spirit kedua dalam ekonomi syariah adalah persaudaraan.

"Islam menganut konsep perdagangan yang adil, tak boleh ada kecurangan. Ketika bertransaksi, maka kita memperlakukan dia sebagai seorang saudara," katanya.

Dalam Islam, memperlakukan orang lain adalah seorang saudara.

"Kalau kita memperlakukan seseorang sebagai konsumen atau user maka kita hanya mencari untung sebesar-besarnya," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved