Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PESyar 2020

4 Tahun PESyar, Keuangan Syariah Naik 6 Persen

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, per April 2020, total aset perbankan syariah di Makassar tercatat Rp 8,1 trilun.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/HASIM
Direktur Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Advisory dan Pengembangan Ekonomi BI Sulsel, Endang Kurnia Saputra menyampaikan efek Pekan Ekonomi Syariah (PESyar) Bank Indonesia 2020 selama empat tahun di Sulsel.

Adang, sapaan akrab Endang, mengatakan even Pekan Ekonomi Syariah 2020 akan digelar secara virtual.

Dari segi sektor keuangan, ada peningkatan transaksi untuk keuangan syariah.

"Ini adalah usaha bersama dari perbankan syariah. Pasar syariah dari 5 menjadi 6 persen, satu persen kenaikan itu besar kalau dalam bentuk uang, bisa triliunan rupiah," katanya di Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu (12/8/2020).

Dari segi kuantitatif, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, per April 2020, total aset perbankan syariah di Makassar tercatat Rp 8,1 trilun dengan pembiayaan sebesar Rp 6,0 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 5,3 triliun.

Bagaimana cara BI mendorong Sulsel menjadi hub Ekonomi Syariah?

"BI adalah katalisator, pemerintah dan masyarakat mempunyai peran lebih besar. Persoalannya bagaimana ini menjadi industri, misalnya Coto bukan hanya makanan khas, tapi harus menjadi industri. Bumbu Coto bisa menjadi industri dan diekspor kemana-mana," jelasnya.

Menurutnya, makanan khas Sulsel harus mendapatkan nilai tambah sehingga membuat konsumsi dari lebih banyak.

"Jawa Barat sudah berhasil membuat Indofood yang diekspor kemana-mana, baik dalam maupun luar negeri.
Sekarang ini, kita harus membuat basis dari Sulsel," katanya.

Selanjutnya, Tasikmalaya juga sudah berhasil membuat jilbab syar'i.

"Jilbab itu sudah diekspor kemana-mana, bahkan sampai di Brunei Darussalam. Saya berpikir banyak juga potensi di Sulsel yang bisa dijadikan sebagai ekonomi baru," katanya.

Khusus Bank Indonesia, bank sentral ini sudah melakukan pemberdayaan pesantren.

"Kami dorong pesantren membuat air minum sendiri yang bisa dikonsumsi pesantren lainnya. Sekarang ini, pesantren binaan kita bisa saling terhubung, dan bisa saling bertukar produk," katanya.

Menurutnya, Ekonomi Syariah ini harus dimulai dari Makassar.

"Kita garap Makassar dengan sinergi dengan Pemda setempat," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved