Wisata Sulbar
Tradisi Mikayu dan Masyarakat Desa Tallambalo Majene
Masyarakat Desa Tallambalao, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Sulbar, masih terus melestarikan tradisi mikayu.
Penulis: Nurhadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU -- Masyarakat Desa Tallambalao, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Sulbar, masih terus melestarikan tradisi mikayu.
Mikayu dalam bahasa Indonesia berarti mengambil kayu bakaryang akan digunakan memasak pada suatu acara.
Tradisi mikayu merupakan salah satu bentuk gotong royong masyarakat Desa Tallambalao yang menggambarkan semangat solidaritas dan persaudaraan yang masih sangat erat.
Tradisi yang telah diwariskan oleh para moyan masyarakat desa ini, dilaksanakan pada acara-acara tertuntu. Utamanya jika ada salah satu masyarakat yang hendak menggelar pesta pernikahan.
"Tradisi ini tidak bisa hilang di tengah masyarakat Tallambalao,"kata Ketua BPD Desa Tallambalao, Hirman, kepada Tribun, Selasa (11/8/2020).

Menurutnya tradisi ini sudah ada sejak dahulu kala, masyarakat tanpa dipanggil jika mengetahui, mereka akan datang satu per satu membawa kayu bakar ke rumah orang yang hendak menikahkan anaknya.
Masyarakat tak sekedar membawa datang kayu lalu pergi. Mereka juga bersama-sama memotong kayu tersebut hingga dalam bentuk kecil yang siap digunakan memasak nasi atau air oleh tuan rumah.
"Jadi kebiasaan yang diwariskan oleh para pendahulu kami ini, adalah salah satu cara merawat silaturahmi atau persaudaraan," ucapnya.

Dia berharap tradisi ini akan terus dilestarikan di tengah masyarakat desa pemekaran Desa Seppong Kecamatan Tammerodo meski perkembangan zaman dan teknologi terus terjadi.
"Sekarang sudah banyak cara moderen untuk memasak, seperti menggunakan tabung elpiji dll. Tapi tradisi "Mikayu" tidak boleh kita lepaskan di tengah masyarakat, karena inilah jalan kita untuk terus mempererat persaudaraan di tengah arus perkmbangan zaman,"tuturnya.(tribun-timur.com)