Begini Cara 20 Guru SDN 66 Kanjitongang Maros Isi Waktu Luang Selama Pandemi
Mereka dilatih oleh Budayawan Maros Lory Hendrajaya yang juga koordinator Rumah Dongeng Chapter Maros.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM - Mengisi waktu luang di masa Pandemi Covid-19, guru SDN 66 Kanjitongang, Kecamatan Maros Baru, Maros, mengasah ilmu sastranya.
Para guru belajar menulis dan membaca Puisi.
Mereka dilatih oleh Budayawan Maros Lory Hendrajaya yang juga koordinator Rumah Dongeng Chapter Maros.
Lory didampingi Ima Fatimah, penulis dan sekretaris Rumah Dongeng chapter Maros.
• Ikuti Mimpi dan Perintah Dukun, Seorang Pria Dibunuh Pakai Raket Nyamuk yang Disimpan di Kuburan
• Belum Zona Hijau Corona, Sekolah di Kabupaten Maros Masih Lakukan Pembelajaran Jarak Jauh
"Dalam pelatihan sehari ini, diikuti 20 guru dan belajar cara praktis menulis puisi yang materinya antara lain keberanian menulis, kebiasaan menulis dan cara menempatkan diksi yang tepat ," kata Loty, Selasa (8/8/2020).
" Mereka juga belajar bagaimana memperbanyak kosa kata sebagai modal dasar menulis puisi," lanjut dia.
Materi lain yakni, guru juga diajari mempublikasikan karya dan mendokumentasikan karya puisi.
Lory menyampaikan, pelatihan ini hampir seratus persen praktik menulis dan membaca puisi.
Dalam pelatihan ini Lory sebagai pemateri meminta kepada guru guru agar membuat target dalam menulis puisi, misalnya sehari satu puisi atau seminggu satu puisi dengan tema yang variatif.
"Guru yang dilatih merasa sangat senang karena mereka merasa tertambah lagi ilmu apalagi dimasa pandemi ini.," katanya.
Sementara itu Ima Fatimah mengharapkan pelatihan ini adalah awal untuk mengetahui bagaimana menulis puisi itu ternyata mudah.
Selanjutnya adalah bagaimana menjadikan karya puisi sebagai karya guru dan ini hanya akan lahir jika menjadi pembiasaan.
• Ikuti Mimpi dan Perintah Dukun, Seorang Pria Dibunuh Pakai Raket Nyamuk yang Disimpan di Kuburan
• Belum Zona Hijau Corona, Sekolah di Kabupaten Maros Masih Lakukan Pembelajaran Jarak Jauh
“Guru harus menulis puisi, dan kalau bisa kumpulan puisi guru ini diterbitkan menjadi antologi puisi guru SD Kanjitongan,” harap perempuan yang juga berprofesi guru ini.
Kepala SD Negeri 66 Kanjitongan A. Hikmawati sangat bersyukur atas kesediaan dua pemateri ini menjadi nara sumber di sekolahnya.
Dia menganggap ini adalah satu langkah maju untuk menambah pengetahuan dan keterampilan guru.
"Kami sangat berterima kasih sudah dibimbing, dan ini menjadi bekal kami untuk menulis dan membaca puisi, Insya Allah akan bermanfaat buat kami semua.
Soal tantangan menerbitkan antologi puisi guru SD Kanjitongan dari sekretaris Rumah Dongeng, Hikmawati bersedia untuk berkarya bersama guru-guru.
"Insya Allah kami siap berkarya dan menerbitkan buku antologi puisi ini," katanya. (*)