Mengenal Lebanon, Negara di Timur Tengah yang Terguncang dengan 2 Ledakan Dahsyat
Sebuah ledakan besar dilaporkan terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/7/2020) petang waktu setempat.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURTRAVEL.COM - Sebuah ledakan besar dilaporkan terjadi di ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/7/2020) petang waktu setempat.
Dilansir New York Times, Selasa (4/8/2020), setidaknya 78 orang tewas dan 4.000 orang luka-luka akibat ledakan tersebut.
Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan, sebanyak 2.750 ton amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian disinyalir menjadi penyebab insiden.
Ledakan menyebabkan fasilitas kesehatan rusak parah, menghantam pantai, dan berada di dekat bangunan penting.
Kepulan asap berwarna oranye membubung ke langit setelah ledakan kedua terjadi. Diikuti gelombang kejut mirip tornado yang menyapu Beirut.
Profil Lebanon

Mengutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Kemlu.go.id Republik Lebanon atau resminya disebut Lebanese Republic (Inggris), Al Jumhuriyah Al Lubnaniyah (Arab), République Libanaise (Perancis) adalah negeri dengan topografi daerahnya berbukit-bukit.
Dengan pantai memanjang menyusur laut Mediteranea sejauh lk 210 km dari arah utara yang berbatasan denga Suriah hingga ke selatan yang berbatasan dengan Israel.
Luas wilayah seluruhnya lk 10.452 km persegi.
Total penduduk Lebanon lk. 4 juta jiwa. Meskipun demikian, masih terdapat penduduk keturunan Lebanon yang berdomisili diluar (diaspora) dalam jumlah yang cukup besar, misalnya di Brazil saja lk 12 juta, di Afrika dan beberapa negara lain.
Lebanon yang masuk kategori negara Arab ini memiliki iklim empat musim; summer, fall, winter, dan spring. Di beberapa wilayah pegunungan terdapat salju dan di musim winter suhu bisa mencapai dibawah 0 derajat Celcius.
Negara Lebanon terbagi atas 6 provinsi ; Beirut, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa.
Dari segi agama, warga Lebanon menganut beberapa agama seperti Islam (Sunni, Syiah, dan Druze), agama Kristen (Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodox, dan Protestan).
Situasi politik, ekonomi dan sosial-budaya Lebanon sangat dipengaruhi oleh perkembangan situasi regional Timur Tengah pada umumnya.
Sistem politik Lebanon yang masih menganut sistem sektarian yang disebut confessionalism mudah sekali dipengaruhi oleh situasi regional.
Sistem confessionalism yang membagi kekuatan politik berdasarkan kelompok agama dan sekte sangat rentan menimbulkan perpecahan sosial-politik mengingat setiap kelompok politik berafiliasi pada kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi situasi regional, seperti kelompok pro-Suriah, pro-Iran, maupun pro-Barat (AS dan Uni Eropa).
Sejarah Lebanon
Era Pra- Sejarah
Sekitar tahun 3000 sebelum Masehi, bangsa pertama kali yang bermukim di Lebanon adalah bangsa Semit Kana’an (the Kanaanites, a Smitic People) atau menurut Yunani disebut “Phoenician”.
Karena berdiam diri di daerah pantai, bangsa Phoenician terkenal dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan. Pusat kekuasaannya berada di Byblos (+ 30 km utara Beirut).
Sementara di Sidon (+ 25 km selatan Beirut) mereka mendirikan sebuah benteng kuat dan indah yang dibangun di atas pantai.
Demikian pula dengan di Baalbek, dibangun candi dewa Yupiter yang kemegahannya tak kalah indah dengan candi-candi di kota Luxor dan Aswan, Mesir.
Era Roman-Bizantium
Pada tahun 332 SM bangsa Romawi menaklukkan Phoenicia dan memerintah Lebanon sebagai bagian dari Propinsi Suriah.
Pada kekuasaan Romawi itu, kota Beirut (Beyrouth) mulai berkembang. Bahasa Aramaic yang dominan di timurpun menggeser bahasa Phoenicia dan manandai integrasi budaya di kawasan tersrebut dengan negara-negara tetangganya.
Pada era kekaisaran Romawi inilah agama Kristen mulai berkembang di Lebanon.
Era Pemerintahan Islam
Islam masuk ke Suriah dan Lebanon pada tahun 632 Masehi. Di bawah kekuasaan dinasti Umayyah dan Abbasiyah, Lebanon menunjukkan geliatnya sebagai masyarakat moderen.
Pada era ini, bahasa arab menjadi bahasa resmi Lebanon dan kehidupannya menjadi bagian dari peradaban Islam yang gemilang.
Hal ini berlangsung hingga 1099 ketika para penganut Kristen dari Eropa (Crusader) menaklukkan Lebanon dan negara-negara sekitar di kawasan tersebut.
Selain memperluas ajaran Kristen, mereka juga berusaha membendung proses Arabisasi dan Islamisasi yang mengalir secara damai dalam masa pemerintahan Islam.
Sehingga para Crusader dari Eropa tersebut berusaha sekuat mungkin menancapkan pengaruh Kristen dengan cara menghidupkan budaya Barat di tengah-tengah kehidupan Islam.
Tetapi pada tahun 1187 Kesultanan Mamluk berhasil menggulingkan dinasti Crusader serta menguasai Lebanon dan Suriah hingga tahun 1500.
Pemerintah Ottoman
Pada tahun 1516 Imperium Ottoman mengambil alih penguasaan Lebanon dari Mamluk dan memerintah Lebanon melalui keluarga Maan (1516-1697) dan Shihab (1697-1842) keduanya dari golongan Druze.
Saat itu persaingan antara kelompok Kristen Maronit dan muslim Druze memanas yang berakhir dengan perang saudara pada tahun 1841, 1845, dan 1860.
Pada masa itu juga masa berakhirnya pemerintahan ala dinasti para Emir (Pangeran) dan munculnya Pemerintahan Mutasyarrifiyah (Gubernur) Pemerintahan Ottoman di bawah pengawasan (mandat) lima negara.
Era mandat Perancis
Konperensi San Remo di Italia tahun 1920 memutuskan memberi mandat kepada Perancis untuk memegang pemerintahan di Lebanon dan Suriah.
Selama memerintah di Lebanon, Perancis mempunyai niat baik terhadap negara ini dan menyerahkan kepemimpinan negara kepada masyarakat sehingga mayoritas rakyat Lebanon menerima Lebanon sebagai mandataris Perancis.
Bahkan mereka menuntut agar Lebanon dipisahkan dari Suriah sehingga dapat berdiri sendiri.
Kendati demikian, kebebasan penuh baru dapat dinikmati rakyat Lebanon setelah pasukan Perancis yang paling terakhir meninggalkan negeri ini pada tahun 1946 (walaupun secara resmi Lebanon merdeka tanggal 22 Nopember 1943).
Perang Saudara (1975-1990)
Insiden ini terjadi ketika seorang warga Lebanon dan kelompok orang Palestina di Ain ar-Rummanah, Beirut pada bulan April 1975 adalah titik awal yang kemudian menjadi pemicu perang saudara ke seluruh wilayah Lebanon.
Perang tersebut melibatkan kelompok-kelompok yang bersaingan, dan didukung oleh sejumlah negara tetangga.
Orang-orang Kristen Maronit, yang dipimpin oleh partai Phalangis dan milisi, mula-mula bersekutu dengan Suriah, dan kemudian dengan Israel, yang mendukung mereka dengan senjata dan latihan untuk memerangi fraksi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina).
Sementara itu fraksi-fraksi lainnya bersekutu dengan Suriah, Iran dan negara-negara lain di wilayah itu.
Sejak 1978 Israel telah melatih, mempersenjatai, memasok dan menyediakan seragam bagi tentara Kristen Lebanon Selatan, yang dipimpin oleh Saad Haddad.
Pertempuran dan pembantaian antara kelompok-kelompok ini mengakibatkan korban hingga ribuan orang.
Beberapa pembantaian yang terjadi selama periode ini termasuk pembunuhan di Karantina Januari 1976 oleh pihak Palangis terhadap para pengungsi Palestinia.
Pembantaian Damour pada Januari 1976 oleh PLO terhadap orang-orang Maronit dan pembantaian oleh Tel el-Zaatar Agustus 1976 oleh Palangis terhadap orang-orang pengungsi-pengungsi Palestina.
Dua penyerbuan besar atas Lebanon oleh Israel (1978 dan 1982) mengakibatkan tewasnya 20.000 orang, kebanyakan kaum sipil Lebanon dan Palestina.
Jumlah korban keseluruhan selama masa perang saudara ini di perkirakan sampai 150.000 orang.
Perang itu juga menambah jumlah imigran Lebanon yang eksodus ke luar negeri dimana hingga saat ini diperkirakan mencapai 14 juta jiwa.
Pada tahun 1989 semua wakil kekuatan politik, partai dan sekte keagamaan sepakat mengadakan rekonsiliasi nasiaonal yang di kenal dengan “Taif Agreement” di bawah sponsor Saudi Arabia dan Suriah.
Dengan Taif Agreement perang saudara berakhir.
Kehidupan berpolitik dan bernegara diatur dengan formulasi baru berdasarkan konstitusi yang mengalami perubahan yang disepakati dalam rekonsiliasi nasional.
Informasi Singkat:
Nama negara: Lebanese Republic (Inggris). Al-Jumhuriyah Al-Lunaniyah (Arab). Republique de Libaneise (Prancis). Republik Lebanon.
Ibukota: Beirut
Letak: Berada di wilayah timur dekat (near east), di tepi timur laut mediterania/laut tengah
Perbatasan: Sebelah utara dan timur: Suriah.
Sebelah barat: Laut tengah/mediterania
Sebelah selatan: Israel
Wilayah: Luas 10.452 km2 dan panjang pesisir pantai 212 km
Iklim: Musim panas (sampai 39 C), musim gugur, musim dingin (hingga bawah nol derajat, sebagian daerah sampai turun salju) dan musim semi
Propinsi: Beirut, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa
Penduduk: ± 4 juta jiwa ditambah warga asing lainya ± 1.5 jiwa.
Hari Nasional: 22 November 1943
Lambang Negara: Pohon Cedar / Araz
Bahasa: Arab, Perancis dan Inggris
Agama: Islam (Sunni, Syiah, Druze dan Alawit), Kristen (Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodok dan Protestan)
Ekonomi: Sumber daya alam: Pertanian
Mata Uang: Lira Liban (LL)
(*)