Siapa Hadi Pranoto, Klaim Punya Obat Covid-19 & Ribuan Orang Sembuh, Benarkah Pakar Mikrobiologi?
Dalam video tersebut, Hadi Pranoto mengaku pakar Mikrobiologi yang menemukan obat Covid-19 dan berhasil menyembuhkan ribuan orang. Berikut selengkapny
Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Prof Hadi Pranoto tiba-tiba jadi perbincangan netizen di dunia maya.
Hal tersebut setelah Hadi Pranoto muncul sebagai narasumber di channel youtube Anji @dunia MANJI.
Dalam video tersebut, Hadi Pranoto mengaku pakar Mikrobiologi yang menemukan obat Covid-19 dan berhasil menyembuhkan ribuan orang. Berikut selengkapnya:
"Berlokasi di Pulau Tegal Mas, Lampung, saya ngobrol dengan Profesor Hadi Pranoto.
Nama Prof. Hadi Pranoto sulit sekali di cari di internet. Ada tapi sedikit sekali. Padahal sejak bulan Mei beliau sudah menemukan Antibodi Covid 19 ini. Dan dari apa yang dia katakan, Antibodi Covid 19 ini sudah terbukti menyembuhkan banyak orang. Menurut berita yang saya baca, Wisma Atlet pun mendapat pasokan obat ini dan pasien terbukti sembuh.
Kenapa berita tentang Prof. Hadi Pranoto tidak terdengar?
Saya mencoba membuat interview dan mengajukan pertanyaan ke dia tentang banyak hal.
Bagian kedua dari video ini akan lebih seru.," tulis Anji pada caption videonya.
Ngaku Temukan Obat Covid-19
Hadi Pranoto menyebut obat tersebut sebagai Antibodi Covid-19.
"Antibodi Covid-19 adalah obat untuk Covid-19?" tanya Anji.
"Ya, obat untuk Covid-19," jawab Hadi Pranoto.
Klaim Sembuhkan Ribuan Orang
"Bisa menyembuhkan," tanya Anji lagi.
"Bisa menyembuhkan dan juga bisa mencegah," jawab Hadi Pranoto.
"Bisa menyembuhkan dan juga bisa mencegah. Ini yang disebut-sebut vaksin, kemarin, atau bukan Prof," tanya Anji.
"Bukan. Jadi kalau vaksin itu disuntikkan. Kalau ini (antibodi Covid-19) diminum," kata Hadi Pranoto.
"Diminum? artinya ini, ya berupa cairan ya?," tanya Anji.
"Ya, ini berupa cairan. Tapi dalam cairan itu terkandung beberapa kandungan yang bisa membunuh Covid-19," jawab Hadi Pranoto.
Anji lalu menanyakan bagaimana kemudian Hadi Pranoto bisa mengklaim antibodi Covid-19 bisa menyembuhkan pasien Covid-19.
"Alhamdulillah sudah ribuan orang yang sudah kita sembuhkan. Yang sudah terinfeksi maupun masih gejala, dan juga pencegahan, yang sudah kita berikan herbal Antibodi Covid-19 ini. Alhamdulillah semuanya sembuh dan sehat," klaim Hadi Pranoto.
Hadi Pranoto mengatakan pasien yang sembuh berada di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Lantas siapa Prof Hadi Pranoto? Benarkah pakar Mikrobiologi?
Siapa Prof Hadi Pranoto? Benarkah pakar Mikrobiologi?
Benarkah Profesor Hadi Pranoto adalah Pakar Mikrobiologi?
TRIBUN-TIMUR.COM mencoba menelusuri nama Hadi Pranoto di pddikti.kemdikbud.go.id.
Memang ada nama Hadi Pranoto, namun bidangnya bukan Mikrobiologi, melainkan
Agroekoteknologi.
Tidak ada foto di data tersebut. Sehingga belum diketahui apakah Hadi Pranoto di video Anji orang yang sama atau bukan.

Lalu, TRIBUN-TIMUR.COM mencoba menelusuri video Kompas TV yang menampilkan Hadi Pranoto.
Rupanya Hadi Pranoto adalah anak pertama dari keluarga yang mengadakan hajatan khitanan Bogor, yang kala itu heboh lantaran mengundang Rhoma Irama sehingga banyak orang berkerumun.
Tak dijelaskan dalam video tersebut tentang latar belakang pendidikan Hadi Pranoto.
Berikut videonya:
Saat, TRIBUN-TIMUR.COM menelusuri jurnal Prof Hadi Pranoto, hasilnya nihil.
Menelusuri Facebook, ada ulasan tentang Hadi Pranoto yang ditulis oleh pemilik akun Muhammad Saifuddin Hakim (dr. Mohamad Saifudin Hakim, MSc., PhD.).
Berikut postingannya tentang Hadi Pranoto:
"Siapakah Profesor Hadi Pranoto, yang katanya profesor mikrobiologi penemu antibodi anti-covid-19?
***
Pagi ini, lagi2 dikejutkan dengan video ini yang katanya seorang profesor mikrobiologi penemu antibodi anti-Covid-19.
Klaim yg fantastis ... Bahkan beliau mengklaim meneliti virus sejak tahun 2000 (sejak 20 tahun yg lalu), juga meneliti virus influenza (H5N1), SARS-CoV, dan MERS-CoV.
Kami lacak ke google scholar, scopus, hasilnya NIHIL. Memang ada nama hadi pranoto, tapi bukan Hadi Pranoto yg muncul dalam video ini.
Hasil pelacakan ke database dosen mmg ada nama Hadi Pranoto juga, tapi profilnya berbeda dg orang yg tiba2 muncul dalam video ini (gambar 2)
Meneliti virus sejak 20 tahun, tanpa ada satu pun publikasi ilmiah, bahkan di jurnal ecek2 sekalipun? Terus tiba2 muncul sebagai "superhero" penemu antibodi anti-covid-19?
Wow ... kalau bener bapak ini bisa publikasi di Nature, Science, terus tahun depan bisa dapat Nobel, pak.
Tahu nggak sih beliau ini, antibodi itu apa? Terus penelitiannya kalau membuktikan ini, harus dilakukan di institusi dengan minimal BSL3. Lha emang dia punya Lab BSL3? Punya cell line yg sesuai nggak, pak? Terus dimana bikin antibodinya? Sesuai prinsip GMP atau nggak? Jangan2 cuma cairan keruh aja itu produknya?
Record clinical trial-nya di mana?
Ternyata, lagi2 saya nemu orang dengan klaim "profesor mikrobiologi". Ini orang kedua yg saya temui.
Orang pertama adalah Profesor Ainul Fatah alias Sukardi. Saya pernah menyusup ke seminarnya di Sidoarjo atas bantuan seorang teman. "Penemu" probiotik siklus. Saya punya tanda tangan sertifikat atas nama beliau setelah ikut seminarnya.
Katanya, Prof Sukardi ini dicari2 CIA. Ketika dia masuk ruang seminar, kita tidak boleh foto, nggak boleh ambil video. Pokoknya g boleh ada yg tau dia di mana, rumahnya di mana. Pokoknya rahasia, krn "aset negara".
(Niat banget saya malam2 naik kereta dari Jogja hanya utk ndatengin profesor jadi2an ini).
Bermimpi suatu hari masyarakat Indonesia cerdas dalam menyikapi klaim2 seperti ini.
Kepada Bapak, Ibu, mas, mbak, adek2, yg udah nonton video ini, tidak perlu ditonton sampai selesai, banyak info yang tidak benar. Meski saya tidak perlu rinci satu2, nti kepanjangan.
Salam sehat!! Semoga kita tetap waras.
Ini link google scholar saya, siapa tau ada yg mencari, meski saya masih peneliti pemula: scholar.google.co.id,"
Hadi Pranoto jual obat herbal?
Berikut tulisan lanjutan Muhammad Saifuddin Hakim (dr. Mohamad Saifudin Hakim, MSc., PhD.) tentang Hadi Pranoto.
"Tiap ketemu "profesor" fiktif, selalu saja ngakunya di bidang saya (Mikrobiologi).
Satu, Profesor Ainul Fatah alias Sukardi, ketemu dia langsung di Sidoarjo, "diselundupin" teman supaya bisa ikut seminarnya, April 2019, menjelang Ramadhan. Saya punya sertifikat dengan tanda tangan beliau plus bukunya. Kapan2 saya bahas ya tokoh fiktif ini. (Siap2 amanin akun facebook dulu krn pasti kena serangan negara api)
Btw, teman saya itu baik sekali. Saya dikasih tiket PP Jogja-Surabaya. Plus dibayarin buat daftar seminarnya.
Dua, Profesor Hadi Pranoto, yg ternyata juga masih satu grup ama Prof AF. Mengklaim penemu antibodi anti-covid-19, ujung2nya pengen jualan obat herbal. Kalau mau jualan ya jualan aja, jangan bohong pernah meneliti SARS, MERS, H5N1, pak.
Bidang kedokteran kan banyak, nggak cuma Mikrobiologi Kedokteran atau Mikrobiologi Klinik (SpMK).
Sekali2 pengen lihat ada yg ngaku profesor anak, profesor obgyn, profesor forensik, profesor bedah, dll. Jangan profesor mikrobiologi terus. Bosen lama2.
Padahal di dunia nyata, peminat bidang Mikrobiologi Kedokteran (Klinik) ini nggak banyak. Tapi mengapa di dunia maya malah banyak yang "ngimpi" jadi profesor mikrobiologi?
Di situ saya merasa tersanjung ...,"
Catatan:
TRIBUN-TIMUR.COM sudah mendapat izin dari dr. Mohamad Saifudin Hakim, MSc., PhD. untuk menerbitkan tulisannya tersebut, melalui Facebook Messenger.

dr. Mohamad Saifudin Hakim, MSc., PhD. merupakan lulusan Pendidikan Dokter UGM (lulus 2008).
Pendidikan S2 (2011-2013) dan S3 (2014-2018) dalam bidang virologi dan imunologi, Erasmus University Rotterdam, Belanda.
(TRIBUN-TIMUR.COM/ Sakinah Sudin)