Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sulbar

Kepala Desa di Sulbar Bunuh Diri, Tulis Wasiat: Jangan Masuk Politik karena Tak Sesuai Ajaran Agama

Tertekan Terus 'Dipaksa' Bohong Selama Menjabat, Kades di Sulbar Bunuh Diri Tinggalkan Wasiat: Jangan Pernah Masuk Politik, Tak Sesuai Ajaran Agama

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN TIMUR/SEMUEL
Surat Pelipus buat Istri dan Anaknya. Tertekan Terus 'Dipaksa' Bohong Selama Menjabat, Kades di Sulbar Bunuh Diri Tinggalkan Wasiat: Jangan Pernah Masuk Politik, Tak Sesuai Ajaran Agama 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Desa di Sulbar ini pilih Bunuh Diri, Tulis Wasiat: Jangan Masuk Politik karena Tak Sesuai Ajaran Agama.

Warga Desa Buangin, Kecamatan Rantebulahan Timur, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), menerima kabar duka pada Senin (27/7/2020) pagi.

Satrawan, Budayawan Ajip Rosidi Suami Artis Nani Wijaya Meninggal Setelah Terjatuh, Profil dan Karya

Pesaing Honda CR-V dan Mazda CX-5, SUV Toyota Corolla Cross Bakal Meluncur, Begini Spesifikasinya?

Kepala Desa mereka, Pelipus yang rencananya akan membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk warga, ditemukan meninggal dunia.

Jasad Pelipus menggantung di pohon kopi. Ia meninggalkan surat wasiat menyayat hati untuk keluarga yang ditinggalkannya.

Ditulis TribunMamasa.com, kejadian bermula kala Pelipus hendak menyalurkan BLT tahap ketiga di Kantor Desa, di Dusun Buangin.

Kepala Desa Buangin, Pelipus saat disemayamkan di kediamannya dikerumuni kerabatnya
Kepala Desa Buangin, Pelipus saat disemayamkan di kediamannya dikerumuni kerabatnya (Ist/Tribun Mamasa)

Pelipus berboncengan dengan keponakannya Alber menuju lokasi.

Namun di tengah perjalanan, Pelipus minta diturunkan di salah satu jembatan dengan alasan ingin buang air besar.

Ia lantas meminta keponakannya untuk melanjutkan perjalanan.

Yuk Kenali 10 Jenis Kucing yang Cocok Dipelihara, Ada Jenis Persia, Exotic Shorthair, hingga Sphynx

BENAR! Artis Inisial VS yang Digrebek di Hotel Adalah Vernita Syabilla, Begini Kondisinya Sekarang

Sejumlah warga dan pihak camat Rantebulahan Timur menunggu kehadiran Pelipus.

Namun ia tak kunjung datang, sehingga mereka yang menunggu mulai resah dan mencari keberadaan Pelipus.

Tak lama kemudian, Pelipus ditemukan tergantung dengan kabel microphone di sebuah pohon kopi sekira pukul 10.00 Wita.

Surat Pelipus buat Istri dan Anaknya
Surat Pelipus buat Istri dan Anaknya (TRIBUN TIMUR/SEMUEL)

"Pertama kali saya temukan, saya langsung kaget. Tapi saya tidak langsung sentuh. Saya kembali melaporkan ke camat," ucap warga yang menemukan Pelipus, Teopilus.

Beberapa sumber menyebut bahwa Pelipus membawa uang sebanyak Rp 24 juta sebelum ditemukan tewas.

Uang itu berada dalam tas untuk disalurkan kepada warga.

Namun sumber lain menyebut Pelipus pergi tanpa sebuah tas.

Sementara itu, Alber sang keponakan yang masih tak menyangka bahwa buang air besar adalah ucapan terkahir Pelipus mengatakan, ia tak melihat tas yang dimaksud.

"Saya tidak lihat tasnya, yang ada itu saya punya tas yang saya taruh di depan," ujar Alber.

Pesan untuk Pak Camat

Rupanya, sebelum memutuskan bunuh diri, Pelipus sempat memberikan pesan untuk Camat Rantebulahan Timur, Elim Tupa'langi.

Menurut Erim, sebelum meninggal dunia Pelipus sempat berniat untuk membangun Desanya dengan tulus.

Pelipus berpesan bahwa setelah persoalan di desanya tuntas, ia akan mengabdi untuk Buangin.

"Setelah dimediasi dengan mahasiswa dua hari yang lalu, dia sepakat membangun Desa Buangin," kata Camat.

Pelipus, sempat didemo oleh mahasiswa karena diangap tak transparan masalah dana.

Surat wasiat untuk keluarga

Tak lama setelah kepergian Pelipus, seorang kerabat yang juga aparat di desanya bernama Gunawan, menemukan sederet pesan untuk keluarga yang tertulis dalam tinta hitam.

Gunawan menemukan surat wasiat tersebut di lemari milik Pelipus.

Diketahui, Pelipus memiliki seorang istri bernama Elsi dan dua anak bernama Arga dan Dirga.

"Pesan-pesan saya buat keluarga, kiranya apa yang terjadi pada saat ini tidak mempengaruhi hubungan atau tekanan keluarga." bunyi surat Pelipus.

"Untuk istri tercinta (Elsi) jaga baik-baik Arga sama Dirga, sekolahkan dengan baik, maafkan aku yang belum bisa membahagiakan.

Buat ananda Arga/Dirga, sekolah yang baik agar tidak mengulang apa yang dilakukan bapak kalian, jangan sekali-kali masuk jalur politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama kita.

Kalau kalian sudah besar nanti, jaga baik-baik ibu kalian kasihi dan sayangilah, maafkan saya,

Saya melakukan semuanya ini dengan sangat terpaksa karena lebih baik saya berdosa hanya satu kali lagi, dari pada tiap hari melakukan kebohongan hanya karena terpaksa.

Selamat tinggal semuanya, aku akan pergi untuk selamanya. Harapan saya semoga desa saya, daerah yang saya cintai lebih maju dan masyarakat akan sejahtera.

Sekali lagi, bagi semua masyarakat saya, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan saya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudaraku.

Terima kasih atas dukungannya selama saya menjalankan pemerintahan saya, kiranya Tuhan mengampuni akan semua kesalahan yang terjadi selama ini.

Dan tidak akan menjadi batu sandungan bagi pemimpin seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta ini," tulis Pelipus. (*)

Sebagian artikel tayang di SOsok.id dengan Judul "Tertekan Terus 'Dipaksa' Bohong Selama Menjabat, Kades di Sulbar Bunuh Diri Tinggalkan Wasiat: Jangan Pernah Masuk Politik, Tak Sesuai Ajaran Agama"

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved