Penganiayaan Sekretaris Golkar
Polisi Beralasan CCTV Kabur, Penganiaya Sekretaris Golkar Majene Masih Berkeliaran
Kepolisian berdalih kesulitan mengindetifikasi pelaku karena gamba layar dari CCTV tidak tampak jelas alias kabur.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
Insiden itu sekitar pukul 04.00 Wita. Dia (korban) tiba-tiba didatangi belasan orang tak dikenal (OTK) dan langsung melakukan penganiayaan.
"Sama sekali saya tidak mengenal salah satu diantara mereka. Adapun kronologis yang berkaitan dengan kejadian itu saya percayakan kepada penyidik Polresta Mamuju untuk menindaklanjuti laporan saya ini," kata Irfan.
Sebelum dianiaya, Irfan sempat ditanya identitasnya. Bahkan pelaku menyampaikan salam dari ketua Golkar terpilih, Aras Tammauni saat melakukan penganiayaan.
"Silakan konfirmasi ke penyidik, terkait bahasa itu. Kurang lebih sepuluh orang melakukan penganiayaan. Awalnya dia bilang kau Irfan Syarif. Kemudian dia menyebut ada salam dari tokoh itu. Saya sudah sampaikan ke penyidik saya serahkan semua," katanya.
Dugaan penganiayaan ini diduga dilatarbelakangi postingannya di media sosial April lalu, Irfan tak menampiknya.
Dalam postingannya, Irfan menyebut Aras jauh dari kerja-kerja sistematis dan hanya mengandalkan uang. Dia juga menyebut Mateng akan mengalami penambahan yang signifikan positif Covid-19.
Dia juga menyebut Aras harus melaksanakan rapid tes untuk pejabat lingkup OPD di Mateng. Karena bisa saja diantara pejabat juga akan terpapar.
Akibat postingan itu, Irfan Syarif dilaporkan ke kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni.
Akibat penganiayaan yang dialami Irfa. menderita luka robek di bagian atas matanya hingga harus diperban. Ia juga mengaku susah bernafas karena mendapat pukulan di bagian dada dan punggunnya memar.