Banjir Bandang Luwu Utara
Pusat Studi Kebencaan Unhas Survei Awal Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara
Pusat Studi Kebencanaan Unhas membentuk tim terpadu untuk melakukan kajian awal secara ilmiah tentang penyebab banjir bandang luwu Utara
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin membentuk tim terpadu untuk melakukan kajian awal secara ilmiah tentang penyebab dan strategi mitigasi bencana banjir bandang yang terjadi pada tanggal 13 Juli 2020 di daerah Masamba dan sekitarnya Luwu Utara.
Tim ini dipimpin langsung oleh Ketua Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin, Prof Dr Eng Ir Adi Maulana, ST MPhil yang juga merupakan Guru Besar Teknik Geologi Universitas Hasanuddin.
Survei awal ini bertujuan untuk mengambil data-data langsung dilapangan, terutama data-data geomorfologi, data litologi atau batuan (kondisi pelapukan), dan struktur geologi serta data-data hidrogeologi.
Tim juga melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat terkait dengan kejadian banjir bandang tanggal 13 Juli 2020 di Masamba dan sekitarnya.
Untuk menambah analisis dan mendukung interpretasi, kajian akan dilengkapi dengan analisis peta dengan menggunakan metode GIS yang bersumber dari beberapa sumber peta digital maupun peta-peta tematik lainnya, seperti peta geologi, peta struktur geologi, peta geomorfologi dan peta tata guna lahan.
"Tim telah turun ke lapangan sejak hari Jumat tanggal 17 Juli 2020 untuk melakukan pengambilan data, dan diperkirakan akan berada di lapangan selama 5-7 hari," ujar Adi Maulana dalam rilisnya ke tribun.
Selain melakukan peninjauan dan pengambilan data di beberapa titik pada 3 daerah aliran sungai yang meluap, yaitu Sungai Rongkong, Sungai Meli dan Sungai Masamba, tim juga melakukan peninjauan ke Sungai besar lainnya yang ada di sekitarnya yaitu Sungai Baliase.
Tim juga melakukan pengambilan sampel material sedimen hasil banjir bandang kemarin untuk dilakukan penelitian laboratorium tentang asal dari material sedimen tersebut.
Hal ini penting untuk menentukan secara ilmiah dari batuan apa material sedimen tersebut berasal.
Dengan mengetahui jenis material sedimen yang terendapkan oleh banjir, maka jenis batuan asalnya akan diketahui, dan pada akhirnya dapat memberikan informasi penting tentang penyebab dari terjadinya banjir bandang tersebut.
Saat ini, tim juga mengumpulkan data-data curah hujan, data iklim dan juga data time series peta digital selama 30 tahun untuk mendapatkan informasi secara komprehensif tentang apa yang terjadi di daerah yang terdampak banjir.
Data-data ini akan diolah dan akan dapat memberikan informasi seberapa besar pengaruh perubahan iklim global dan apakah dijumpai anomaly cuaca secara local yang tentu akan sangat berpengaruh terhadap siklus bencana banjir.
Dengan mengetahui ini, maka kita dapat melakukan prediksi dan simulasi bagaimana banjir itu kedepannya.
Selain melakukan studi untuk mengkaji penyebab terjadinya banjir bandang, tim juga akan melakukan kajian awal tentang strategi mitigasi atau pencegahan banjir bandang.
Seperti diketahui, secara geologi, daerah pedataran Masamba yang melampar sekitar 50 km x 30 km merupakan pedataran banjir dan merupakan delta dari beberapa sungai besar yang mengalair dari arah utara.
Kondisi ini menyebabkan daerah ini sangat rawan terhadap terjadinya bencana banjir, terutama banjir bandang.