Inilah Kemungkinan Lawan Gibran Rakabuming Putra Jokowi di Pilkada Solo, Sulit atau Mudah Menang?
Inilah kemungkinan lawan Gibran Rakabuming putra Jokowi di Pilkada Solo, sulit atau mudah menang?
TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah kemungkinan lawan Gibran Rakabuming putra Jokowi di Pilkada Solo, sulit atau mudah menang?
Belum ada tanda-tanda adanya calon penantang putra Presiden RI pertahana di pemilihan wali kota Solo.
Upaya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka untuk bisa maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 dari PDI Perjuangan ( PDIP ), berbuah manis.
Gibran Rakabuming Raka kini telah resmi mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon Wali Kota Solo di Pilkada 2020.
Ia memutuskan mendaftarkan diri di DPP PDIP karena peluangnya mendaftarkan diri di DPC PDIP Jawa Tengah sudah tertutup.
Peluang tersebut tertutup karena DPC Jawa Tengah telah memutuskan mengusung Achmad Purnomo untuk maju di Pilkada 2020.
Namun Gibran Rakabuming Raka akhirnya berhasil maju ke Pilkada 2020 bersama wakilnya Teguh Prakosa sebagai calon Wali Kota Solo.
Keputusan itu dibacakan Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam Pengumuman Tahapan II 45 Pasangan Calon Kepala Daerah Pilkada Serentak, Jumat (17/7/2020).
"Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka dengan Teguh Prakosa," kata Puan Maharani.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut menyaksikan langsung pembacaan paslon tersebut.
Setelah diumumkan secara resmi, Gibran Rakabuming Raka pun mengucapkan terima kasih kepada Megawati Soekarnoputri karena telah direkomendasikan untuk maju sebagai calon Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2020.
"Saya bersyukur dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ketua Umum, Ibu Megawati Soekarnoputri atas rekomendasi yang diamanahkan kepada saya," kata Gibran Rakabuming Raka dalam acara yang sama.
Bagi Gibran Rakabuming Raka, rekomendasi tersebut merupakan kehormatan dan tanggung jawab untuk memenangi Pilkada 2020.
Setelah terpilih, ia mengaku akan langsung berkonsolidasi dengan pengurus DPC PDIP Jawa Tengah.
Tak lupa, Gibran Rakabuming Raka juga mengucapkan terima kasih pada Ketua DPC PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo.
"Koordinasi dan konsolidasi ke internal jajaran pengurus seluruh DPC, anak cabang, hingga tingkat ranting di PDI Perjuangan Kota Surakarta mengikuti arahan Ketua DPC FX Hadi Rudyatmo," ucap dia.
Fighting Spirit
Di acara yang sama, Megawati Soekarnoputri mengatakan, ia selalu mencari calon pemimpin yang memiliki semangat juang atau fighting spirit.
"Saya selalu mencari sosok calon pemimpin yang tetap mempunyai fighting spirit, sosok yang tidak mudah digoyahkan dalam menghadapi ujian dan tantangan," kata Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarnoputri memahami, mengemban tugas sebagai kepala daerah tidak mudah.
Namun, ia yakin apabila memiliki fighting spirit, kepala daerah akan selalu mendapat apresiasi dari masyarakat.
"Saya sangat yakin kita makin banyak mendapatkan pemimpin di daerah yang mendapatkan selalu apresiasi dari rakyat karena cara memimpinya," ujar dia.
Ia juga mengungkap beberapa kriteria mengenai pemimpin yang mumpuni, di antaranya pemimpin yang kokoh dalam menjalankan Pancasila sebagai jiwa, dasar dan tujuan bagi seluruh kebijakan politik yang diambil.
Kemudian, sosok yang benar-benar berpengalaman dalam tata pemerintahan yang baik dan mengerti bagaimana seni memimpin birokrasi.
"Mengerti aspek perencanaan kebijakan dan menjalankannya melalui kepemimpinan yang efektif dan jangan lupa selalu berada bersama rakyat," ucap Megawati Soekarnoputri.
Sekolah Partai
Megawati Soekarnoputri juga mengatakan, para kadernya yang telah mendapatkan rekomendasi untuk maju dalam Pilkada 2020 wajib mengikuti sekolah partai.
Hal tersebut, menurut Megawati Soekarnoputri, perlu dilakukan agar bisa menghasilkan pemimpin yang mengayomi rakyat.
"Saya telah perintahkan kepada DPP PDI-P agar mereka yang telah mendapat rekomendasi tetap dan segera mengikuti sekolah partai," kata Megawati Soekarnoputri.
Dia menyadari bahwa sekolah partai ini terhalang kendala teknis karena Indonesia tengah mengalami pandemi Covid-19.
Namun, ia menegaskan, sekolah partai bisa tetap dilakukan secara daring atau online.
"Kami berharap dapat menghasilkan pemimpin yang mumpuni dan selalu mengayomi rakyatnya," ujar Megawati Soekarnoputri.
Dia menilai, pemimpin mumpuni itu adalah pemimpin yang kokoh dalam menjalankan pancasila sebagai jiwa, dasar dan tujuan bagi seluruh kebijakan politik yang diambil.
Kemudian, sosok yang juga benar-benar berpengalaman dalam tata pemerintahan yang baik, megerti bagaimana seni memimpin birokrasi.
"Mengerti aspek perencanaan kebijakan dan menjalankannya melalui kepemimpinan yang efektif dan jangan lupa selalu berada bersama rakyat," ucap Megawati Soekarnoputri.
Ia juga menginstruksikan kadernya yang mendapat rekomendasi untuk segera turun ke masyarakat.
"Kalian baru terpilih untuk menjadi calon. Sedangkan perjuangannya insya Allah nanti bulan Desember," kata Megawati Soekarnoputri.
"Oleh sebab itu, maka bergeraklah cepat turun ke bawah untuk mendapatkan simpati dari masyarakat, dari rakyat yang akan memilih masing-masing daerah tersebut," tutur dia.
Dalam Pilkada 2020, Megawati ingin PDI-P meraih kemenangan besar.
Sebab, kata dia, perjuangan partainya masih berlanjut hingga pemilihan umum tahun 2024.
"Tidak bisa kita hanya berleha-leha saja, 'oh sudah ada rekomendasi di tangan saya'. Tidak bisa. Sepenuhnya harus terus dilakukan dengan kerja keras," ujar dia.
Lawan Kotak Kosong
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin memprediksi pasangan Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa bisa menang mudah.
"Peluang dan kans Gibran-Teguh untuk menang sangat tinggi. Dan bahkan mungkin saja Gibran-Teguh akan lawan kotak kosong," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).
PDIP saat ini menguasai DPRD Solo dengan 30 dari 45 kursi DPRD Solo.
Partai-partai lain berbagi 15 kursi.
PKS mengantongi lima kursi, Gerindra, PAN dan Golkar masing-masing tiga kursi dan PSI satu kursi.

Ujang menilai dengan peta politik seperti itu, sulit untuk memunculkan calon lain.
"Apalagi partai-partai lain juga mulai merapat dan mendukung Gibran," kata Ujang.
Sesuai mekanisme KPU, jika hanya ada calon tunggal, maka calon tersebut akan bertarung dengan kotak kosong.
Ujang meyakini skenario Gibran-Teguh melawan kotak kosong ini kemungkinan besar terjadi. "Atau ada lawan, tapi cuma boneka. Diumunculkan hanya untuk meramaikan," kata dia.
Ujang menilai sulit untuk memunculkan calon yang memang nekat ingin melawan Gibran-Teguh.
Sebab, selain menguasai mayoritas kursi parlemen lokal, Gibran juga merupakan putra Presiden Joko Widodo yang dua periode menjadi wali kota Solo.
"Gibran itu dipersiapkan untuk maju Cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga Presiden," kata dia.(*)