Banjir di Bone
Banjir Rendam 236 Rumah di Desa Kampoti Bone, Warga Butuh Air Bersih
Kondisi tersebut sudah terjadi sejak sembilan hari lalu. Namun, empat hari terakhir air terus meninggi dan mengganggu aktivitas warga.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
TRIBUNBONE.COM, DUA BOCCOE - Banjir merendam Desa Kampoti, Kecamatan Dua Boccoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kondisi tersebut sudah terjadi sejak sembilan hari lalu. Namun, empat hari terakhir air terus meninggi dan mengganggu aktivitas warga.
Kepala Desa Kampoti, Sakka mengatakan, sebanyak 236 rumah warga yang terendam. Ketinggian air mencapai satu meter.
Sakka mengatakan, warga saat ini kesulitan air bersih. Sebab air bor yang dimiliki warga juga sudah tercampur dengan banjir.
Sementara akses kendaraan untuk memasok air bersih di Desa Kampoti tidak bisa.
Pasalnya, jalan antar desa juga terendam air dan tak bisa dilalui.
Jalan satu-satunya harus menempuh jarak lumayan jauh melalui Desa Solo, Cakke Ware kemudian melewati Kecamatan Cenrana.
"Air bersih sangat dibutuhkan masyarakat saat ini untuk konsumsi sehari-hari" katanya kepada tribunbone.com, Sabtu (18/7/2020).
Ia menambahkan, sebagian warga juga membutuhkan perahu untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Ada warga tidak memiliki perahu. Sementara mereka perlukan perahu untuk membeli kebutuhan pokok karena jalan antar desa terendam dan tak bisa dilalui," tambahnya.
Sakka menuturkan banjir yang terjadi hampir setiap tahun. Banjir disebabkan kiriman air dari Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Wajo.
Ditambah dengan hujan yang terus mengguyur sehingga Sungai Walanae meluap.
Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam ratusan hektar sawah dan tambak ikan milik warga.
Sementara untuk mengamankan hewan ternak, warga membuat tempat ternak dari batang pisang.
Ia memperkirakan banjir akan terjadi dalam waktu lama. Sebab, debit air belum menandakan akan surut.
Bahkan, kata dia, pada tahun 2013, banjir merendam rumah warga selama delapan bulan.
Ia pun berharap pemerintah dapat mencari solusi untuk menangani banjir di Desa Kampoti.
"Sudah setiap tahun banjir. Mungkin salah satu yang dapat dilakukan dengan membuat tanggul sepanjang aliran sungai," harap Sakka.
Ia mengaku bantuan yang masuk baru dari organisasi Paskas berupa biskuit, beras, mie instan dan air mineral.
Laporan Wartawan TribunBone.com, Kaswadi Anwar