Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Krisis Air Bersih

Warga Kampung Leteng Kelurahan Bajoe Bone Masih Membeli Air Bersih

Seperti dirasakan Latipe, sebelum berangkat bekerja ia harus mengambil air bersih untuk keperluan memasak dan mandi.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/KASWADI
Salah satu tempat pengambilan air bersih di Kampung Leteng, Dusun Mappesareng, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Kamis (16/7/2020). 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG TIMUR - Akses mendapatkan air bersih masih dirasakan sulit beberapa warga di Kampung Leteng, Dusun Mappesareng, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Bermukim di pinggir laut tak selalu menjamin kebutuhan air banyak dan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Seperti dirasakan Latipe, sebelum berangkat bekerja ia harus mengambil air bersih untuk keperluan memasak dan mandi.

Lokasi pengambilan air, tak jauh dari rumahnya. Berada di tengah-tengah jalan setapak. Di situlah beberapa warga mengambil air.

Namun, di musim hujan seperti sekarang, kata dia, air terkadang susah. Airnya keruh.

"Jika kondisi hujan seperti ini, air agak sulit karena berwarna dan berbau," katanya kepada tribunbone.com, Kamis (16/7/2020).

Dia mengaku dalam sehari membeli air tiga ember. Harga per ember Rp 500.

Latipe mengatakan pemerintah pernah mengadakan air bersih dengan cara pengeboran, tetapi debit air sedikit, itupun terasa asin.

Sementara pemilik air PAM di Kampung Leteng, Agustang (50) mengaku tak pernah mencari keuntungan dari air yang dijual.

"Saya hanya ingin membantu warga. Saya jual
Rp 500 per ember dan Rp 5 ribu satu drum plastik. Uangnya saya gunakan bayar air dan listrik," ucapnya.

Agustang menceritakan beberapa tahun lalu pemerintah melakukan pengeboran air. Tetapi, hanya beberapa bulan, air bor tersebut macet-macet.

Sebelum ada air PAM di rumahnya, Agustang mengatakan warga harus mengambi air bersih di Jl Poros Bajoe dengan jarak 7 kilometer dari perkampungan.

"Kita-kira sebelum tahun 2010 warga kalau pagi pergi mengambil air untuk kebutuhan mandi dan masak di Jl Poros Bajoe," ujarnya.

Menurutnya, sebanyak 5 ton air per hari dibutuhkan bagi 20 rumah di Kampung Leteng. Ia pun berharap pemerintah dapat memperhatikan kondisi masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih.

"Semoga pemerintah dapat memfasilitasi untuk kebutuhan air bersih di wilayah ini," harapnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved