Liga 1
Liga 1 2020 Bakal Dilanjutkan 1 Oktober, PSM Akan Main di Yogyakarta, Ini Permintaan Para Suporter?
Seluruh pertandingan lanjutan dari Liga 1 akan dipusatkan di Pulau Jawa dan digelar tanpa penonton. Suporter PSM ramai-ramai minta Fair Play, kenapa?
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Arif Fuddin Usman
Sedangkan Panglima Laskar Ayam Jantan (LAJ), Daeng Uki mengatakan meski kecewa, namun sebagai suporter Ia berbesar hati demi kemajuan sepak bola Indonesia.
"Kalau ditanya yah pasti kecewa juga, tapi kalau ini demi sepakbola Indonesia untuk lebih baik, yah kita harus berbesar hati," kata Uki, Sabtu (11/7/2020).
Uki berharap, segala keputusan terkait kelanjutan Liga 1 dapat menjadi yang terbaik bagi PSM.
• Striker Ngotot, Lincah, Gesit Ini Idola Fans PSM di LPI, Tetap di Indonesia, Sosok Marwan Sayedeh
• Beredar Bocoran Soal & Jawaban UTBK SBMPTN 2020, Ada Soal Bahasa Inggris & Pengetahuan Bisa Download
"Kita berharap yang terbaik buat tim ini, dan mari kita support dan doakan bersama," ucapnya.
Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma menilai kelanjutan liga adalah hal yang baik untuk persepakbolaan Indonesia, dimana ini bisa menghindarkan dari sanksi.
"Sebagai masyarakat, ini sebuah keputusan dari badan liga, dimana dengan dilanjutkannya kompetisi bisa menghasilkan wakil Indonesia baik di AFC maupun Champions Asia," kata Sadat.

"Karena kalau mau menghentikan kompetisi, ada sebuah risiko bagi persepakbolaan Indonesia, atau PSSI.
"Kalau dihentikan kita bisa disanksi tanpa wakil di kompetisi Asia," tambahnya.
Sadat melanjutkan, meskipun kelanjutan liga dipastikan akan mengurangi kualitas, namun itu yang terbaik untuk saat ini.
"Tujuan utamanya bagaimana liga dilanjutkan untuk mencari juara, walau dalam prosesnya tidak ada lagi degradasi atau promosi. Ini akan mengurangi kualitas liga," imbuhnya.
Berdampak untuk Timnas
Terkait keputusan PT LIB untuk semua klub di luar Pulau Jawa bermarkas di Yogyakarta, menurut Sadakati Sukma itu adalah sebuah keputusan yang harus diterima.
Pasalnya pemerintah Republik Indonesia sudah menetapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas keseharian termasuk pelaksanaan pertandingan.
"Sebagai suporter tentu merugikan, artinya euforia sepak bola tak ada lagi karena tanpa penonton kemudian akan berdampak bagi psiko pemain, tak ada dukungan.
• Benteng Afrika Pertama PSM Beri Gelar Liga 2000, Charles Lionga Nikahi Wanita Sinjai, Kini di Kolaka
• Artis Tenar di Era 90-an, Banting Setir Jualan Makanan dan Profesi yang Bikin Merinding Demi Makan
"Dan tentunya manajemen akan mengeluarkan biaya tak sedikit, dibanding main di kandang sendiri," tuturnya.