Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Konjen Australia di Makassar yang Baru Bronwyn Robbins, Sarjana Seni

Konsulat Jenderal Australia di Makassar kini memiliki konsul jenderal baru. Perkenalkan, Bronwyn Robbins.

Editor: Edi Sumardi
DOK DFAT.GOV.AU
Konjen Australia di Makassar, Bronwyn Robbins 

TRIBUN-TIMUR.COM - Konsulat Jenderal Australia di Makassar kini memiliki konsul jenderal baru.

Perkenalkan, Bronwyn Robbins.

Dia merupakan Konjen Australia di Makassar yang kedua setelah Richard Mathews.

Bronwyn Robbins mulai menjabat pada 21 Juni 2020 lalu.

Sementara Richard Mathews mengakhiri masa tugasnya sebagai diplomat di Indonesia Timur setelah 4 tahun, 20 Juni 2020 lalu.

Pada Jumat (3/7/2020) kemarin, Konsul Jenderal Australia di Makassar mengunggah video perkenalan diri Bronwyn Robbins di akun resminya di media sosial Instagram, Facebook, dan Twitter.

Empat Tahun Tugas di Makassar, Ini yang Telah Dilakukan Konjen Australia Richard Mathews

Nama akun juga telah diganti sesuai nama diplomat yang menjabat pada saat ini.

Perkenalan Bronwyn Robbins disampaikan dalam bahahasa Indonesia secara singkat.

"Merupakan sebuah kehormatan besar bagi saya ditunjuk sebagai Konsul Jenderal Australia di Makassar kedua.

Saat tiba di sini, saya sangat terkesan melihat pajangan batik Yirrkala ini.

Batik ini adalah simbol persahabatan dan sejarah antara pelaut Makassar dan masyarakat adat di Australia Utara sejak abad ke-17.

Saya sangat berharap dapat mempedalam hubungan kedua negara kita, baik antarmasyarakat, bidang kebudayaan, perdagangan, kebijakan luar negeri, dan pembangunan di Indonesia Timur.

Membangun sejarah kita dan kepentingan bersama di wilayah ini.

Meskipun belum sempat bertemu secara langsung, saya berharap anda semua dalam keadaan sehat dan aman.

Dan saya sangat berharap dapat bertemu dan bekerja sama dengan anda sekalian.

Terima kasih."

Demikian kata Bronwyn Robbins.

Sosok Bronwyn Robbins merupakan mantan Director Southeast Asia Development Section DFAT Australia.

Sarjana Seni (Studi Asia) dari Australian National University itu merupakan perempuan, sedangkan pendahulunya laki-laki.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved