Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Vaksin Corona

Kabar Gembira dari WHO: 15 Vaksin Covid-19 Sudah Uji Klinis, Bukan Amerika Eropa Sudah Pesan Duluan

Pertanyaan kapan Vaksin Covid-19 atau Vaksin Corona ditemukan dan dijual? WHO menjawab Vaksin Corona sudah dipesan Eropa dari AstraZeneca

Editor: Mansur AM
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Vaksin Covid-19 atau Vaksin Corona 

Pertanyaan kapan Vaksin Covid-19 atau Vaksin Corona ditemukan dan dijual? WHO menjawab Vaksin Corona sudah dipesan Eropa dari AstraZeneca

TRIBUN-TIMUR.COM - Obat dan Vaksin Covid-19 atau Vaksin Corona adalah barang mendesak saat ini di tengah Pandemi.

Ilmuan di seluruh dunia berpacu dengan waktu.

Sudah tujuh juta lebih penduduk dunia terinfiksi Covid-19.

Lowongan Kerja - Ingin Kerja di Perbankan? Bank BNI Lagi Cari Karyawan Baru, Cek Syarat & Link Resmi

Bank BRI Masih Buka Lowongan Kerja, Mulai Lulusan SMA, Berikut Syarat, Link Daftar & Besaran Gaji

Cerita Suami yang Pergoki Istrinya Selingkuh, Hingga Blak-blakan Hubungan Dory dan Nella Kharisma

Pengembangan vaksin corona semakin gencar dilakukan agar dapat tersedia secepat mungkin mengatasi pandemi Covid-19

Di antara ratusan kandidat, calon vaksin yang dikembangkan AstraZeneca merupakan vaksin yang dinilai paling maju dalam hal pengembangan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) Soumya Swaminathan.

Swaminathan mengatakan, kandidat vaksin corona yang dikembangkan Moderna juga tidak jauh di belakang Astrazeneca.

Menurut Swaminathan, dari sekitar 200 kandidat vaksin corona, 15 di antaranya telah memasuki uji klinis.

"WHO sedang dalam pembicaraan dengan beberapa produsen China, termasuk Sinovac tentang vaksin potensial," ujar Swaminathan seperti dikutip Reuters, Jumat (26/6).

Swaminathan menyerukan agar mempertimbangkan untuk berkolaborasi dalam uji coba vaksin corona, mirip dengan uji coba solidaritas WHO yang sedang berlangsung untuk obat-obatan.

"Tapi saya pikir AstraZeneca tentu memiliki cakupan yang lebih global saat ini dalam hal di mana mereka melakukan dan merencanakan uji coba vaksin mereka," kata Swaminathan.

Pendanaan Koalisi pimpinan WHO melawan pandemi corona meminta bantuan pemerintah dan sektor swasta untuk membantu mengumpulkan dana 31,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 449 triliun dalam 12 bulan ke depan.

Dana tersebut untuk mengembangkan dan memberikan tes, perawatan, dan vaksin untuk penyakit tersebut.

Anggaran sebanyak 3,4 miliar dollar AS telah dikontribusikan untuk koalisi sampai saat ini, sehingga masih kurang pendanaan 27,9 miliar dollar AS.

WHO bekerja sama dengan koalisi besar organisasi pengembangan obat, pendanaan dan distribusi di bawah apa yang disebutnya ACT-Accelerator Hub.

Inisiatif ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memberikan 500 juta tes corona dan 245 juta program pengobatan baru untuk penyakit ini ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada pertengahan 2021.

WHO juga berharap 2 miliar dosis vaksin, termasuk 1 miliar yang akan dibeli oleh negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan tersedia pada akhir tahun 2021.

Negara Eropa Sudah Teken Kontrak Beli Vaksin

Perusahaan farmasi AstraZeneca Plc telah menandatangani kontrak dengan pemerintah kawasan Uni Eropa untuk memasok vaksin yang potensial bisa melawan virus corona.

Kontrak tersebut berisi kesepakatan bahwa AstraZeneca akan menyediakan 400 juta dosis vaksin yang saat ini dikembangkan oleh University of Oxford.

AstraZeneca juga menyebutkan mereka sedang mencari cara untuk memperluas pembuatan vaksin.

Perusahaan farmasi asal Inggris ini mengaku akan memasok vaksin tanpa keuntungan selama pandemi corona.

Pengiriman akan dimulai pada akhir tahun 2020.

Kesepakatan itu adalah kontrak pertama yang ditandatangani oleh Aliansi Vaksin Inklusif Eropa (IVA), sebuah kelompok yang dibentuk oleh Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda untuk mengamankan dosis vaksin bagi semua negara anggota Uni Eropa sesegera mungkin.

"Ini akan memastikan bahwa ratusan juta orang di Eropa akan memiliki akses ke vaksin ini, tentu saja jika itu berhasil dan kita akan tahu bahwa pada akhir musim panas," kata kepala eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot yang dikutip Reuters, Sabtu (13/6/2020).

Dia mengatakan, pihaknya memiliki "harapan baik" bahwa vaksin akan berhasil, berdasarkan data awal.

"Aliansi akan bekerja sama dengan Komisi Eropa dan negara-negara lain di Eropa untuk memastikan semua orang di seluruh Eropa diberikan vaksin," katanya.

China, Brasil, Jepang dan Rusia juga berminat

Vaksin corona ini rencananya diperuntukan bagi semua negara anggota Uni Eropa.

Keempat negara yang menyetujui kesepakatan itu akan membayar jumlah total, yang belum diungkapkan, dan skema itu memungkinkan negara-negara lain untuk bergabung dalam kondisi yang sama, kata sumber dari kementerian kesehatan Italia. China, Brasil, Jepang dan Rusia juga telah menyatakan minatnya.

Badan Regulasi Obat-obatan dan Produk Kesehatan Inggris (MHRA) telah menyetujui dimulainya uji coba fase III vaksin setelah studi menunjukkan kemanjuran dan keamanan yang cukup.

Pada pertemuan para Menteri Kesehatan Uni Eropa pada Jumat lalu, IVA setuju untuk menggabungkan kegiatannya dengan kegiatan Komisi Uni Eropa.

Target 2 miliar dosis vaksin

Kesepakatan ini adalah yang terbaru dari AstraZeneca yang berjanji memasok vaksinnya kepada pemerintah yang telah berjuang untuk menyetujui pembelian di muka dari perawatan imunisasi corona yang menjanjikan.

AstraZeneca telah menyetujui kesepakatan manufaktur secara global untuk memenuhi target memproduksi 2 miliar dosis vaksin, termasuk dengan dua usaha yang didukung Bill Gates dan perjanjian Rp 17 miliar dengan pemerintah AS.

"Banyak negara di dunia sudah mendapatkan vaksin, Eropa belum.

Tindakan cepat terkoordinasi dari sekelompok negara anggota akan menciptakan nilai tambah bagi semua warga negara Uni Eropa dalam krisis ini," kata Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza.

Mengutip DW, Sabtu (13/6/2020), Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan keempat negara telah membentuk aliansi vaksinasi dan bahwa mereka juga sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan farmasi lain mengenai potensi vaksin melawan Covid-19.

Komisi Eropa telah berbicara dan mendukung kontrak pembelian di muka, setelah badan pemerintahan Uni Eropa menerima mandat dari pemerintah Uni Eropa untuk melakukan pembelian seperti itu sendiri.

"Tindakan cepat terkoordinasi oleh sekelompok negara anggota akan menciptakan nilai tambah bagi semua warga negara Uni Eropa dalam krisis ini.

Bersama dengan Komisi, kami ingin menjadi lebih cepat dan lebih kuat dalam negosiasi di masa depan," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.(*)

Lowongan Kerja - Ingin Kerja di Perbankan? Bank BNI Lagi Cari Karyawan Baru, Cek Syarat & Link Resmi

Bank BRI Masih Buka Lowongan Kerja, Mulai Lulusan SMA, Berikut Syarat, Link Daftar & Besaran Gaji

Cerita Suami yang Pergoki Istrinya Selingkuh, Hingga Blak-blakan Hubungan Dory dan Nella Kharisma

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Kandidat Vaksin Corona Terdepan Versi WHO, Apa Saja?",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved