Pernikahan Saat Pandemi Virus Corona / Covid-19 Berbuah Petaka, Anggota Keluarga Sakit dan Meninggal
Pernikahan saat pandemi virus corona / Covid-19 berbuah petaka, anggota keluarga sakit dan meninggal.
"Dinkes woro-woro [menginfokan] siapa saja yang hadir di akad untuk diswab. Saya [dapat giliran] ketiga. Setelah keluar, [hasilnya] positif tiga. Di antaranya saya," kenang Khotib.
Ketika dinyatakan positif, Khotib berinisiatif melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Istrinya menyediakan kamar khusus. Di kamar tersebut dipasang tenda untuk tidur.
"Di kamar saya kasih tenda. Saya tidur di dalam tenda agar lebih aman," jelasnya.
Selama masa isolasi, warga di kampungnya juga bergantian mengirim makanan.
"Dikirim lauk pauk ditaruh di depan nanti saya ambil. Di tiap rumah juga disediakan air dan sabun cuci tangan."
Selama isolasi mandiri, Khotib mengonsumsi dua jenis obat. Pehavra, suplemen vitamin dan Azithromycin, antibiotik golongan macrolide yang diberikan secara oral untuk infeksi saluran napas atas (tonsilitis, faringitis), infeksi saluran napas bawah (bronkitis, pneumonia).
Kini Khotib dapat bernapas lega.
Berdasarkan surat keterangan hasil pemeriksaan dari laboratorium sampel Covid-19 yang diterima dari Laboratorium Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret tertanggal 22 Juni 2020 menunjukkan dia negatif Covid-19.
"Ini tinggal tiga hari lagi obat habis," jelas Khotib ketika ditemui di rumahnya, Selasa (22/6/2020).
Lantas bagaimana dengan orang-orang lain yang dinyatakan positif Covid-19?
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr Abdul Hakam, mengatakan pihaknya meminta para OTG yang teridentifikasi positif itu untuk diisolasi mandiri dan terapi dengan mengkonsumsi obat.
Di kawasan tersebut juga dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan.
"Per Rabu 25 Juni masih ada dua positif."
Adapun keluarga kedua mempelai juga melakukan isolasi mandiri dan melakukan swab test mandiri.