Kisah Haru Putra Pedalaman Papua Jadi Wisudawan Terbaik, Orangtua Tak Datang Karena Tak Punya Biaya
Kisah tersebut menjadi bahan perbincangan warga netizen. Karena putra Papua dari daerah pedalaman ini mampu meraih gelar sarjananya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kisah haru Putra Papua menjadi Wisudawan Terbaik. Kisahnya viral di media sosial Twitter.
Kisah tersebut menjadi bahan perbincangan warga netizen. Karena putra Papua dari daerah pedalaman ini mampu meraih gelar sarjananya.
Pria berusia 25 tahun ini bernama Neas. Dimana saat itu dia menyelesaikan bangku perkuliahan di Tanri Abeng University tepat pada bulan Agustus 2019 lalu.
Namun, saat wisudanya berlangsung, orangtua Neas tidak dapat menghadiri karena keterbatasan biaya.
• Surat Perintah Megawati, Minta Kapolri Turun Usut Pembakaran Bendera hingga Tokoh PDIP Bereaksi
• UPDATE Corona Indonesia: Hingga Hari ini 51.427 Orang Terpapar Covid-19, 1.240 Kasus Baru
Putra Papua ini menceritakan pengalaman wisudanya yang tidak dihadiri orangtua karena keterbatasan biaya.
Padahal, kala itu dirinya dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik.
Ia pun sudah membayangkan betapa bangganya orang tua Neas kala menghadiri wisuda anaknya.

Dalam pidatonya sebagai mahasiswa terbaik, Neas pun menyinggung soal perasaannya kala wisuda tidak dihadiri orang tua.
Pidatonya pun, diakui Neas, sampai membuat para orang tua lain menjadi terharu dan ikut menangis.
"Pada saat pidato, ketika dengar ceritaku, para orang tua teman yang lain banyak yang menangis,"
• Surat Perintah Megawati, Minta Kapolri Turun Usut Pembakaran Bendera hingga Tokoh PDIP Bereaksi
• UPDATE Corona Indonesia: Hingga Hari ini 51.427 Orang Terpapar Covid-19, 1.240 Kasus Baru
"Karena orang tua saya tidak datang saat wisuda saya, itu rasanya sedih," ungkap Neas kepada Tribunnews, Kamis (24/6/2020).
Neas Wanimbo, menjadi perbincangan kala menceritakan pengalaman wisudanya yang tidak dihadiri orang tua karena keterbatasan biaya.

Meski merasa sedih, Neas memahami kondisi orang tuanya yang sederhana membuat mereka tidak bisa datang.
Namun, ia tetap bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan.
Masih memiliki pendirian kuat agar orang tuanya menyaksikan wisuda, Neas pun bertekad untuk pulang ke tanah Wamena, Papua.