Rumah Siapa yang Diserang Kelompok Preman John Kei di Green Lake City? Ternyata Ini Dia Sosoknya
Terjadi keributan hingga terdengar letusan tembakan di kawasan Green Lake City, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang pada Minggu (21/6/2020) siang.
TRIBUN-TIMUR.COM-Pada Minggu (21/6/2020), sebuah rumah di Cluster Australia No. 52, Green Lake City Tangerang, tiba-tiba diserang sekelompok orang bertopeng.
Keributan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok John Kei.
John Kei adalah mantan narapidana kasus pembunuhan bos Sanex Steel Indonesia yang baru saja bebas pada 26 Desember 2019 lalu.
Ia pun pernah mendapat julukan The Godfather of Jakarta.
Rupanya rumah yang diserang kelompok John Kei adalah milik Nus Kei.
Wakapolrestro Tangerang, AKBP Yudhistura Midyahwan menjelaskan, peristiwa berawal saat kelompok John Kei dan kelompok Nus Kei berkonflik di Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (21/6/2020) pukul 11.30 WIB.
Kejadian itu bahkan menelan korban jiwa. Korban atas nama Yustus Dorwing Rahakbau (45) meninggal dunia.
Sedangkan Angki Rumatora (38) luka bacok pada jari tangan.
"Dengan kejadian tersebut pelaku merasa kurang puas selanjutnya mendatangi rumah Nus Kei," ujar Yudish saat dikonfirmasi Warta Kota, Senin (22/6/2020).
Mereka melakukan pengrusakan terhadap rumah yang ditempati Nus Kei.
Pintu rumah Nus Kei didobrak, kaca jendela dipecahkan menggunakan barbel.
Selain itu merusak ruang tamu dan kamar tidur menggunakan parang.
Pelaku juga merusak 2 kendaraan milik Nus Kei yakni Mazda putih B 16 KEI dan Toyota Yaris silver B 8669 LJ.
"Pelaku diperkirakan berjumlah kurang lebih 15 orang. Dengan menggunakan 3 unit kendaraan roda empat yang keseluruhannya memakai penutup muka," kata Yudhistura.
Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi keributan hingga terdengar letusan tembakan di kawasan Green Lake City, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang pada Minggu (21/6/2020) siang.
Kejadian tersebut berlangsung di rumah milik Nus Kei di Cluster Australia, Green Lake City. Hal itu diungkapkan langsung oleh Heriyanto, petugas keamanan Green Lake City.
Dia menjelaskan, segerombangan orang berbadan tegap tiba-tiba datang ke rumah Nus Kei.
"Mereka mengamuk di rumah Nus Kei," ujar Heriyanto kepada Wartakotalive.com, Minggu (21/6/2020). Para pelaku membawa senjata tajam dan pistol dan mengobrak-abrik rumah tersebut.
"Dua kendaraan milik Bapak Nus Kei dirusak," ucapnya.
Mobil yang dirusak yakni Yaris B 8669 LJ dan kendaraan lainnya B 16 KEY.
Para pelaku juga melakukan tindak kekerasan terhadap petugas keamanan.
Pelaku tersebut menodongkan senjata api ke petugas dan menabrak satpam yang berjaga hingga terpental.
"Mereka juga sempat umbar tembakan. Driver Ojol terkena tembakan. Anggota sekuriti juga luka tertabrak. Korban dibawa ke rumah sakit terdekat. Dari informasi bapak Nus Kei ini perbuatan dari saudara John Kei," kata Heriyanto
Biodata John Kei
Jhon Refra atau dikenai Jhon Kei adalah pemuda asal Maluku yang lekat dengan dunia kekerasan di Ibukota.
Dulunya diketahui Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara.
Mereka berhimpun pasca - kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu.
Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei ( AMKEI ) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.
Dikabarkan la telahberubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam selama lima tahun di penjara Nusakambangan, Cilacap.
John Kei dulu dikenal kejam dan tak kenal ampun. Ia begitu ditakuti banyak orang. Bagaimana tidak, ia adalah salah seorang preman kelas kakap.
The Godfather
Melansir dari Tribunjabar.com John Kei, terpidana kasus pembunuhan Bos Sanex Steel Indonesia Tan Harry Tantono kini kembali jadi sorotan.
Sosok John Kei sebagai preman yang ditakuti pun mempunyai julukan, yakni The Godfather.
Meski begitu, John Kei yang dulu bukanlah John Kei yang sekarang.
Kini, John Kei sang preman yang menakutkan dan dikenal kejam telah berubah menjadi sosok yang lebih baik setelah mendekam di penjara Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Dalam wawancara eksklusif Andy F Noya pada acara Kick Andy, John Kei memberikan kesaksian tentang perjalanan hidupnya selama di mendekam di penjara Nusakambangan.
Lahir dari Keluarga Petani
John Kei, pria kelahiran 10 September 1969 lahir asal pulau Kei, Ambon, Maluku Tenggara mengatakan kepada Andy F Noya bahwa masa kecilnya dilalui dengan kemiskinan.
"Saya lahir dari keluraga yang merupakan petani, bapak saya petani, ibu saya petani, miskin. Masa kecil saya setiap pulang sekolah, senior-senior kita adu kita untuk berantem (bully), kalau berantem, kalau satu kalah, udah jadi dua lawan satu, jadi dari kecil saya sebenarnya sudah hobi berantem," kata John Kei pada tayangan Kick Andy yang diunggah di situs Youtube, Jumat (12/4/2019).
Menurut John Kei, masa kecilnya pahit, karena harus melalui kemiskinan, dan bully.
"Pahit masa kecil saya, miskin dan sering berkelahi," ujar John Kei.
Pada kesempatan wawancara tersebut, Andy F Noya menanyakan pendidikan John Kei.
"Anda pendidikannya sampai di mana?," tanya Andy F Noya.
Kemudian, John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.
"Saya di SMEA, seharusnya di STM, dan sebetulnya ini bertentangan dengan keinginan saya, tapi karena orangtua miskin, maka saya sekolah di SMEA, dai situ saya merasa sangat tidak sesuai, makannya saya jadi malah suka berantem-berantem di sekolah, akhirnya sekolahnya putus di SMEA waktu mau naik ke kelas dua," kata John Kei.
Meski begitu, John Kei mengaku mendapat ijazah setelah mengikuti ujian persamaan.
"Saya ke Jakarta, akhirnya di sana saya dapat ijazah persamaan (selevel SMA)," kata John Kei.
Merantau ke Surabaya
Kisah John Kei meninggalkan kampung halaman pertama kalinya adalah untuk menuju Surabaya, Jawa Timur.
Kala itu, John Kei meninggalkan kampung halaman dengan usianya yang masih tergolong muda, yakni 18 tahun.
"Saya punya tekad, karena hidup di kampung itu miskin, kalau miskin kan dilihat orang kan hina (direndahkan). Di situ saya punya tekad, saya harus keluar dari kampung, saya harus berhasil (di luar) dan nanti balik ke kampung," kata John Kei.
Perjalanannya ke Surabaya pun tidak berjalan mulus, John Kei yang tidak mempunyai uang sepeser pun, hanya bermodalkan nekat memasuki kapal menuju Surabaya.
"Saya sama sekali tidak punya uang, akhirnya saya loncat masuk ke kapal tujuan Surabaya, kemudian saat ditagih tiket, saya jelaskan pada petugasnya, bahwa saya tidak punya uang, tidak punya tiket, dan akhirnya saya diminta untuk bekerja membersihkan kapal," kata John Kei.
Sesampainya di Surabaya, John Kei pun tinggal bersama saudaranya, selama kurang lebih tiga bulan.
Namun, tinggal bersama saudaranya selama tiga bulan, diakui John Kei terdapat ketidakcocokan antara dia dan saudaranya itu.
Hidup di Jalanan
Akhirnya, John Kei pun memutuskan untuk meninggalkan saudaranya dan hidup di jalanan.
"Mungkin 2-3 bulan tinggal bersama, dan enggak cocok, akhirnya keluar dan tidur di emperan jalan, menggelandang di jalanan Surabaya," kata John Kei.
Pertama Membunuh
Setelah di Surabaya, John Kei akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta.
"Saya naik kereta Jayabaya kemudian turun di Jatinegara, naik bajaj ke Berlan," kata John Kei.
Kemudian, petualangan pun dimulai, pada 1992, John Kei menjadi seorang security di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta.
"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang. Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati," kata John Kei.
Tak hanya itu, selain korban yang John Kei bunuh, ia pun merasa belum puas kemudian mengejar pihak-pohak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.
"Yang lain-lain saya kejar, balik lagi, potong lagi kakinya, mereka ada banyak, sekitar 5 sampai 6 orang," kata John Kei.
Merasa ngeri dengan cerita John Kei, kemudian Andy F Noya pun menanyakan soal umurnya saat menghabisi nyawa orang.
"Berapa umur Anda saat pertama kali membunuh orang?" kata Andy F Noya.
Kemudian John Kei pun menjawab pertanyaan Andy F Noya.
"Saya sekitar umur 22 tahun," jawa John Kei.
Kemudian, Andy F Noya bertanya lagi pada John Kei soal penyesalan membunuh orang.
"Waktu itu saya tidak menyesal bunuh orang, saya merasa jago kalau bunuh orang," kata John Kei.
Setelah kasus pembunuhan tersebut, John Kei pun menjadi buronan polisi, namun tak lama kemudian, ia pun menyerahkan diri ke polisi.
"Waktu itu saya buron, tapi waktu tanggal 24 Mei saya menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya," kata John Kei.
Dan masa-masa perkelahian pun tidak berhenti samapi disitu, di dalam lapas, John Kei juga masih terlibat perkelahian dengan sesama narapidana.
"Ribut satu penjara, keroyok saya sama teman saya, ribut terus," kata John Kei.
Data Diri
Nama lengkap: Jhon Refra
Panggilan: Jhon Kei
Tanggal lahir: 10 September 1969
Istri: Yulianti
Anak
Yayang
Rambo
Ferren
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Motif Kelompok John Kei Bikin Keributan di Rumah Nus Kei di Green Lake City Cipondoh Tangerang".