Pulau Malamber
Bupati PPU Kaltim Bantah Beli Pulau Malamber Mamuju, Pulau Itu Punya Keluarga Saya
Abdul Gafur mangaku memang pernah berkunjung ke-12 pulau yang berada di selat Makassar itu. Namun ia datang sebagai ketua umum
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim), Abdul Gafur Mas'ud, membantah dirinya membeli Pulau Malamber di Kepulauan Balabalakang, Kabupaten Mamuju, Sulbar.
"Kalau mau dijual saya beli hehehe. Tapi itu pulau punya keluarga saya. Sudah lama sebelum Indonesia Merdeka. Dari kake nene kita dulu. Kebetulan saya orang tua saya orang Mandar Sulawesi Barat, saya cucu dari KH , Muhammad Husain (puang kali malunda). Hanya saya bingung diisukan demikian," kata Abdul Gafur dalam rekaman audio yang beredar.
Abdul Gafur mangaku memang pernah berkunjung ke-12 pulau yang berada di selat Makassar itu. Namun ia datang sebagai ketua umum Asosiasi Kepala Daerah Kepulauan dan Pesisir seluruh Indonesia (Aspeksindo).
Aspeksindo kata dia punya program kerjasama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Indonesia yaitu membuat sejuta nelayan berdaulat.
"Jadi saya melihat bahwa banyak sekali kekurangan disitu. Para nelayan pakai bom ikan, pakai bius-bius ikan gitu. jadi saya ngecek aja langsung kebetulan banyak keluarga di tengah-tengah pulau itu antara Kaltim dan Sulbar,"ujarnya.
Gafur mengirah bahwa kunjungannya ke pulau yang berada di tengah-tengah Selat Makassar, memisahkan Pulau Sulawesi dan Kalimantan itu dalam rangka proses jual beli pulau Malamber.
"Jadi saya rasa isu (jual beli pulau) itu bagus juga buat saya. Kenapa tidak sekalian diisukan bahwa pulau Sulawesi saya beli itu. heheh," canda Gafur.
"Mungkin para pejabat di Sulbar itu, karena saya menjadi Bupati Panajam di Kalimanta Timur, yang mana memang itu sempat menjadi perebutan wilayah," tambahnya.
Selain itu Gafur juga mengaku punya banyak keluarga di Kepualuan Balabalakang. Pada kunjungannya disana, dia merasa miris dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang masih kurang.
"Saya juga miris melihat yang seperti itu. Sebenarnya saya sudah jumpa juga dengan bapak Gubernur (Sulbar) menjelaskan demikian. Bupati Mamuju itu juga sebenarnya sudah tahu, tapi saya nda ngerti itu kenapa jadi isu nya aneh-aneh," pungkas Gafur.
Sementara itu, Camat Kepulauan Balabalakang, Juara, membenarkan kabar penjualan Pulau Malamber itu.
Pulau itu, kata dia, dijual oleh salah seorang penghuni pulau bernama Rajab senilai Rp 2 miliar namun baru dibayarkan sebesar Rp 200 juta sebagai uang muka.
Bahkan Juata terang-terangan menyebut nama salah seorang pejabat yang membeli pulau itu.
"Ada oknum yang jual, penghuni di sana warga asal Sumare Kecamatan Simboro, namanya Rajab. Saya sudah ambil sporadiknya, termasuk Malamber kecil karena pulau ini disiapkan untuk penangkaran penyu," kata Juara.
Juara mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui kapan waktu pasti transaksi jual beli itu terjadi, namun dia memperkirakan proses itu sekitar bulan April sebelum masuk bulan Ramadan.
Dia baru mengetahui hal itu setelah ditegur oleh Bupati Mamuju soal adanya isu penjulan pulau.
"Saya heran kenapa tidak ada pemberitahuan ke pemerintah kecamatan soal jual beli itu. Bukan lagi dijual per meter, tetapi satu pulau. Saya sudah laporkan informasinya ke Pemkab dan Pemrov, karena ini tentunya melanggar," terang Juara.
