Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Setelah Disiram Air Keras karena Tolak Ajakan Menikah, Wanita ini Malah Maafkan Pelaku

Wanita asal Teheran, Ameneh disiram air keras setelah menolak ajakan menikah dari seorang pria

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
AFP
Ameneh Bahrami berpose pada 5 Maret 2009 di Barcelona. Bahrami, dari Iran, dibutakan oleh seorang pria yang melemparkan asam ke wajahnya. Pada 2008 sebuah pengadilan Iran memutuskan bahwa pria itu - yang diidentifikasi hanya sebagai Majid - pelamar yang ditolak yang menuangkan seember asam sulfat di atas kepalanya, membiarkannya buta dan cacat, juga harus dibutakan dengan asam, berdasarkan sistem hukum Islam. dari 'qisas', atau mata untuk retribusi mata. Ms Bahrami mengatakan bahwa dia sekarang sedang menunggu surat dari pengadilan untuk kembali ke Iran agar hukuman dapat dilaksanakan 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Novel Baswedan merupakan satu diantara orangyang terkena siram air keras di dunia.

Hal serupa pernah dialami oleh seorang wanita yang berada di Iran.

Ia adalah Ameneh Bahrami (26), di usianya yang masih sangat muda harus menghadapi kenyataan dengan kondisi wajahnya.

Begini kisah harunya dilansir dari Tribun Manado dan Kompas.com:

Ia baru pulang dari tempat kerjanya di Teheran. Saat itu siang hari, sepuluh tahun silam.

Seorang pria muda menghadangnya saat di tengah jalan.

Berkali-kali Ameneh menolak tawaran pria yang ingin menikahi dirinya. Ia mengenal pria itu.

Namun pria itu tetap bersikeras dan bahkan, sehari sebelum menghadangnya di jalan, pria itu telah mengancamnya.

Sayangnya, Ameneh tidak tahu bahwa dia akan mengalami ancaman itu secara nyata.

"Dia memegang sebuah benda berwarna merah di tangannya," ujar Ameneh yang baru tahu kemudian itu adalah air keras, "Dia memandang kedua mataku dan melempar air keras ke wajahku."

Cairan zat asam yang mengguyur wajahnya itu tak hanya membuat kedua mata Ameneh buta dalam waktu 26 detik namun juga membuat wajahnya jadi tidak dikenali karena kerusakan yang disebabkannya.

Penyerangnya, Majid Movahedi adalah seorang pria yang usianya lima tahun lebih muda dari Ameneh.

Dia juga pernah menjadi teman sekelas Ameneh di Universitas.

Setelah menyerang, Majid masih berada di sekitar Ameneh yang berteriak meminta pertolongan dan dikerumuni banyak orang.

Majid mengamati penderitaan Ameneh dari jarak yang sangat dekat.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved