Ada Apa di Disdukcapil Maros, Pecat Massal & Bikin Pegawai Menangis,Alasan Kadis Bikin Geleng Kepala
Mulai Muh Nawir hingga Nasiruddin sebagai Kadis, pemecatan tak pernah dilakukan. Alasannya, honorer tersebut juga dibutuhkan di Disdukcapil.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM - Kantor Disdukcapil Maros, Sulawesi Selatan, tiba-tiba menjadi sorotan.
Pasalnya, pimpinan melakukan pemecatan sejumlah pegawai honorer Disdukcapil Maros.
Pemecatan dengan istilah dirumahkan tersebut, baru kali pertama terjadi beberapa tahun terakhir.
Mulai Muh Nawir hingga Nasiruddin sebagai Kadis, pemecatan tak pernah dilakukan. Alasannya, honorer tersebut juga dibutuhkan di Disdukcapil.
Namun setelah Nasiruddin digantikan oleh Eldrin Saleh sebagai Kadis, pemecatan massal pun terjadi.
Para pegawai honorer yang dipecat tersebut, protes ke Disdukcapil.
• Tren Kasus Covid-19 Meningkat di Bulan Juni 2020 dan Indonesia Tertinggi, Simak Penjelasan Ahli
• 6 Kali Tes Swab Hasilnya Selalu Positif Covid-19, Pasien Stres dan Berusaha Kabur dari Rumah Sakit
Mereka menilai pernyataan itu, telah melukai perasaan honorer yang dirumahkan, karena seolah-olah keberadaannya selama ini dianggap negatif, dan tidak diperlukan.
Hal itu disampaikan oleh, salah satu perwakilan honorer yang ikut di rumahkan, bernama Irna Suryanti, Kamis (18/6/2020)
Ia menuntut agar teman-temannya kembali dipanggil masuk bekerja.
Sebab ia menganggap kebijakan yang dikeluarkan mengandung diskriminasi.
Pasalnya dari 61 honorer yang di rumahkan, ada 3 orang yang kembali dipanggil dipanggil bekerja.
"Memang sebelumnya ada 7 orang yang dipanggil kembali, karena mereka punya SK 2020, tapi tiba-tiba ada 3 orang lagi yang dipanggil masuk, padahal mereka tidak punya SK 2020," ujar Irna, Kamis (18/6/2020).
Ia bahkan menampik alasan bahwa alasan perumahan mereka, disebakan tidak adanya anggaran. Padahal Irna mengaku dirinya sudah tidak digaji sejak Januari.
"Sejak bulan Januari sampai Juni kami sudah tidak pernah digaji. Kami tetap kerja sebagi bentuk pengabdian ke kantor. Kami juga disuruh bersabar, sebab kata kantor masih penyesuaian anggaran. Tapi tiba-tiba ada kebijakan seperti ini tanpa sepengetahuan kami," jelasnya
Sementara banyak honorer yang bahkan telah mengabdi selama 10 tahun.